Terjadi fenomena halo Matahari, saat Sang Surya nampak diselubungi lingkaran yang mirip seperti pelangi. Penampakan itu membuat warga Yogyakarta heboh.
Fenomena halo Matahari juga pernah terjadi di Padang Kamis, 21 Oktober 2010. Warga sempat cemas karena mengaitkannya dengan peristiwa gempa besar yang pernah terjadi.
Fenomena ini juga pernah terjadi sehari setelah gempa besar 30 September 2009.
Tapi jangan cemas dulu. Penjelasanan soal fenomena itu disampaikan oleh staf observasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Yogyakarta (BMKG), Heru Gunawan.
Ia menjelaskan bahwa fenomena halo Matahari terjadi karena pembiasan kristal es yang berada di sekitar Matahari yang membentuk semacam pelangi.
Fenomena ini biasanya terjadi selama 30 menit, tergantung kecepatan angin. Ketika cepat, fenomena itu cepat selesai, kalau hembusan angin stabil dapat berlangsung lama.
Tidak semua orang bisa melihat fenomena itu. Untuk hari ini, mungkin hanya masyarakat Yogya yang bisa menikmatinya.
Soal apakah halo Matahari bisa jadi petanda bencana, Heru menegaskan, tidak. Halo Matahari fenomena alam biasa, tidak ada hubungannya dengan bencana alam, gempa misalnya.
Demikian juga dengan awan cirrus -- yang dilaporkan terlihat sebelum gempa mengguncang Yogya tahun 2006 lalu. Kata Heru, itu adalah fenomena alam.