Komputer Forensik Untuk Investigasi Kejahatan Komputer

Komputer Forensik, cybercrime
Sejak pertumbuhan world wide web di tahun 1991, kejahatan komputer berkembang melalui Internet. Jenis kejahatan yang dilakukan berupa penyebaran virus, pembobolan system (hacking), pemakaian kartu kredit secara ilegal (carding), sabotase terhadap perangkat digital, pencurian informasi suatu organisasi hingga cyberterrorism. Kejahatan melalui Internet ini berakibat bahwa kejahatan tersebut dapat dilakukan tampa terbatas jarak dan waktu. Pelaku kejahatan dapat melakukan kejahatannya di belahan benua lain dalam waktu kapanpun dia mau. Penanganan kejahatan komputer ini pun tidak dapat disamakan dengan penanganan kejahatan di dunia nyata.

Dalam dunia nyata, penyelidikannya dapat diacu dari “crime scene” atau tempat kejadian perkara (yang seringkali dipasang garis polisi berwarna kuning, dan bertuliskan “Do not cross/dilarang melintas”). Namun tidak demikian untuk kejahatan computer. Karena kejahatan komputer ini umumnya meninggalkan “jejak digital”, maka para ahli forensik komputer akan mengamankan barang bukti digital atau biasa disebut sebagai e-evidence (dan tampa perlu membuat garis polisi berwarna kuning). E-evidence dapat berupa computer, ponsel, kamera digital, harddisk, USB flash disk, memory card dan sebagainya.

Dalam penanganan e-evidence ini, diperlukan perlakuan khusus karena hamper semua informasi digital yang tersimpan di media, dapat dengan mudah berubah dan diubah-dan sekali terjadi perubahan, akan sulit untuk dideteksi atau dikembalikan dalam keadaan awalnya (kecuali telah dilakukan upaya-upaya untuk mencegah perubahan). Hal yang sering dilakukan untuk mengatasi hal ini adalah menghitung nilai hash kriptografik yang berfungsi sebagai validasi keaslian data.

Beberapa perlakuan untuk menangani e-evidence yang lazim dilakukan adalah:
Memberikan write-blocker terhadap media yang hendak dianalisa sehingga tidak memungkinkan terjadinya penulisan/penambahan atau modofikasi data terhadap media tersebut.
Membuat image duplikat media tersebut (dan nantinya analisis dapat dilakukan terhadap image file yang dihasilkan).
Merekam semua chain of custody atau tindakan-tindakan yang dilakukan terhadap e-evidence yang ada.
Menggunakan perangkat yang telah diuji, dan dievaluasi untuk memastikan akurasi dan reabilitasnya.
Namun, penanganan e-evidence tidaklah dapat disamaratakan. Prosedur umum berlaku untuk proses forensik secara umum, sedangkan pada kasus-kasus khusus akan dibutuhkan perangkat keras dan perangkat lunak yang khusus pula.

Metodologi Digital Forensik



Bukti digital (Digital Evidence) merupakan salah satu perangkat vital dalam mengungkap tindak cybercrime. Dengan mendapatkan bukti-bukti yang memadai dalam sebuah tindak kejahatan, sebenarnya telah terungkap separuh kebenaran. Langkah berikutnya adalah menindak-lanjuti bukti-bukti yang ada sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Bukti Digital yang dimaksud dapat berupa : E-mail, file-file dokumen kerja, spreadsheet, sourcecode dari perangkat lunak, Image, history web browser, bookmark, cookies, kalender.

Terdapat empat elemen forensik yang menjadi kunci pengungkapan bukti digital. Elemen forensik tersebut adalah :  identifikasi bukti digital,  penyimpanan bukti digital, analisa bukti digital, presentasi bukti digital.

Identifikasi Bukti Digital

Elemen ini merupakan tahapan paling awal dalam komputer forensik.  Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dimana bukti itu berada, dimana bukti itu disimpan, dan bagaimana penyimpanannya untuk mempermudah penyelidikan. Network Administrator merupakan sosok pertama yang umumnya mengetahui keberadaan cybercrime sebelum sebuah kasus cybercrime diusut oleh fihak yang berwenang. Ketika pihak yang berwenang telah dilibatkan dalam sebuah kasus, maka juga akan melibatkan elemen-elemen vital lainnya, antara lain:

Petugas Keamanan (Officer/as a First Responder), Memiliki kewenangan tugas antara lain : mengidentifikasi peristiwa,mengamankan bukti, pemeliharaan bukti yang temporer dan rawan kerusakan.
Penelaah Bukti (Investigator), adalah sosok yang paling berwenang dan memiliki kewenangan tugas antara lain : menetapkan instruksi-instruksi, melakukan pengusutan peristiwa kejahatan, pemeliharaan integritas bukti.
Tekhnisi Khusus, memiliki kewenangan tugas antara lain : memeliharaan bukti yang rentan kerusakan dan menyalin storage bukti, mematikan(shuting down) sistem yang sedang berjalan, membungkus/memproteksi bukti-bukti, mengangkut bukti dan memproses bukti.
Ketiga elemen vital diatas itulah yang umumnya memiliki otoritas penuh dalam penuntasan kasus cybercrime yang terjadi.

Penyimpanan Bukti Digital

Barang bukti digital merupakan barang bukti yang rapuh. Tercemarnya barang bukti digital sangatlah mudah terjadi, baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Kesalahan kecil pada penanganan barang bukti digital dapat membuat barang bukti digital tidak diakui di pengadilan. Bentuk, isi, makna dari bukti digital hendaknya disimpan dalam tempat yang steril. Hal ini dilakukan untuk benar-benar memastikan tidak ada perubahan-perubahan. Sedikit terjadi perubahan dalam bukti digital, akan merubah hasil penyelidikan. Bukti digital secara alami bersifat sementara (volatile), sehingga keberadaannya jika tidak teliti akan sangat mudah sekali rusak, hilang, berubah, mengalami kecelakaan. Langkah pertama untuk menghindarkan dari kondisi-kondisi demikian salah satunya adalah dengan melakukan copy data secara Bitstream Image pada tempat yang sudah pasti aman. Bitstream image adalah metode penyimpanan digital dengan mengkopi setiap bit demi bit dari data orisinil, termasuk File yang tersembunyi (hidden files), File temporer (temp file), File yang terdefragmen (fragmen file), dan file yang belum ter-overwrite. Dengan kata lain, setiap biner digit demi digit di-copy secara utuh dalam media baru. Teknik pengkopian ini menggunakan teknik Komputasi CRC. Teknik ini umumnya diistilahkan dengan Cloning Disk atau Ghosting.

Analisa Bukti Digital

Barang bukti setelah disimpan, perlu diproses ulang sebelum diserahkan pada pihak yang membutuhkan. Pada proses inilah skema yang diperlukan akan fleksibel sesuai dengan kasus-kasus yang dihadapi. Barang bukti yang telah didapatkan perlu di-explore kembali kedalam sejumlah scenario yang berhubungan dengan tindak pengusutan, antara lain: siapa yang telah melakukan, apa yang telah dilakukan (Contoh : penggunaan software apa saja), hasil proses apa yang dihasilkan, waktu melakukan). Secara umum, tiap-tiap data yang ditemukan dalam sebuah sistem komputer sebenarnya adalah potensi informasi yang belum diolah, sehingga keberadaannya memiliki sifat yang cukup penting. Data yang dimaksud antara lain : Alamat URL yang telah dikunjungi,  Pesan e-mail atau kumpulan alamat e-mail yang terdaftar, Program Word processing atau format ekstensi yang dipakai,Dokumen spreedsheat yang dipakai, format gambar yang dipakai apabila ditemukan, Registry Windows, Log Event viewers  dan Log Applications,File print spool.

Presentasi Bukti Digital

Kesimpulan akan didapatkan ketika semua tahapan telah dilalui, terlepas dari ukuran obyektifitas yang didapatkan, atau standar kebenaran yang diperoleh, minimal bahan-bahan inilah nanti yang akan dijadikan “modal” untuk bukti di pengadilan.  Selanjutnya bukti-bukti digital inilah yang akan  dipersidangkan, diuji otentifikasi dan dikorelasikan dengan kasus yang ada. Pada tahapan ini semua proses-proses yang telah dilakukan sebelumnya akan diurai kebenarannya serta dibuktikan kepada hakim untuk mengungkap data dan informasi kejadian.


Topik Lainnya:  cyber crime internetprogramsoftware komputerteknologi

WINDOWS 7 MIGRATION TOOL

Aplikasi gratis yang mampu melakukan migrasi sistem operasi dengan mudah, aman, tampa harus takut file system hilang.

Pengguna windows 7 pastinya telah banyak mendengar tutorial upgrade Widows XP ke Windows 7. Sayangnya, dari sekian banyak tutorial tersebut tidak ada jalur upgrade langsung dari Windows XP ke Windows 7, dan anda harus menggunakan tool Windows Easy Transfer jika ingin memindahkan program file dari Windows XP ke Windows 7.


Ada beberapa aplikasi yang yang ditawarkan oleh pihak ketiga untuk membantu anda bermigrasi dari Windows XP ke Windows 7 dengan mudah dan aman. Salah satu aplikasi tersebut adalah Windows 7 migration Tool.

Aplikasi ini ditawarkan gratis untuk membuat anda dengan mudah bermigrasi dari XP ke Windows 7. Windows 7 Migration Tool mampu menghemat waktu, ketika memindahkan data bersamaan dengan setting aplikasi ke sistem operasi terbaru.

Windows 7 Migration Tool secara otomatis mampu memindahkan data dan program file dengan baik.

Download Windows 7 Migration Tool

CO & CO2

Karbon monoksida


Karbon monoksida (CO) lebih dikenal karena sifatnya yang beracun daripada kegunaannya. Gas ini merupakan salah satu polutan yang sering dijumpai dalam udara di sekitar aktivitas manusia dan biota global. Gas CO tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Oleh karena itu, tidak ada tanda keberadaannya dan tidak segera dapat disadari. CO di udara berasal dari pembakaran tak sempurna kendaraan bermotor dan industri. Udara bersih tidak mengandung CO. Sumber karbon monoksida dari lingkungan di luar tempat kerja atau industri adalah pemanas ruangan, tungku perapian dan pembakaran mesin, batu bara, kayu bakar, dan juga dihasilkan dari dalam tubuh oleh katabolisme dari hemoglobin dan protein.

Gas ini dapat berikatan dengan haemoglobin (Hb) dalam darah dan menggantikan oksigen sehingga menghalangi fungsi utama darah sebagai pengangkut oksigen. Yang sangat berbahaya adalah ikatan karbon monoksida dengan haemoglobin lebih kuat daripada ikatan oksigen dengan haemoglobin.

EFEK CO

Karbon monoksida dihasilkan dari pembakaran. Oleh karena itu, asap hasil pembakaran sampahpun mengandung karbon monoksida. Berikut ini gejala yang timbul setelah menghirup gas karboh monoksida, disesuaikan dengan kadar gas karbon monoksida yang dihirup:

1. Paparan gas CO di bawah 100 ppm dalam waktu 1 jam, tidak menimbulkan gejala apapun;
2. Paparan gas CO di bawah 500 ppm dalam waktu 1 jam, timbul gejala batuk dan pusing;
3. Jika terpapar hingga di bawah 1000 ppm selama 1 jam dapat menyebabkan sesak nafas, gelisah/bingung, serta muka merah;
4. Terpapar gas CO dengan kadar di atas 1000 ppm bisa menyebabkan koma.

[ppm = part per million, atau bpj = bagian per sejuta. Satuan ini menyatakan volume suatu zat dalam sejuta bagian suatu campuran. 1% = 10.000 ppm.]

Metabolisme dan Interaksi Biokimia

80% -90% dari jumlah CO yang diabsorbsi berikatan dengan haemoglobin, membentuk carboxyhaemoglobin (HbCO). HbCO menyebabkan lepasnya ikatan oxyhemoglobin dan mereduksi kapasitas transport oksigen dalam darah. Afinitas (daya tarik) ikatan karbon monoksida dan haemoglobin adalah 200-250 kali dari O2+Hb. Karbon monoksida masuk ke aliran darah melalui paru-paru dan bereaksi dengan haemoglobin.

Carboxyhaemoglobin beberapa kali lebih stabil dibandingkan oxyhaemoglobin sehingga reaksi ini mengakibatkan berkurangnya kapasitas darah untuk menyalurkan O2 ke jaringan tubuh. Jika kita duduk di udara dengan kadar karbon monoksida 60 bpj selama 8 jam, maka kemampuan mengikat oksigen oleh darah turun sebanyak 15% , sama dengan kehilangan darah sebanyak 0,5 liter. Paparan dari karbon monoksida menghasilkan hypoxia (kekurangan oksigen) pada jaringan. Hypoxia menyebabkan efek pada otak dan perkembangan janin. Efek pada sistem kardiovaskuler terjadi pada HbCO kurang dari 5%.

Pengaruh COHb (dalam %) terhadap kesehatan:
1. Kurang dari 1,0 : tidak ada pengaruh
2. 2,0-5,0 : berpengaruh pada sistem syaraf utama, reaksi panca indera tidak normal, pandangan kabur
3. 5,0 : perubahan fungsi jantung
4. 10,0-80,0 : kepala pusing, mual, berkunang-kunang, pingsan, sesak nafas, dan kematian


Standar utama WHO untuk udara ambien dari CO:
1. 100 mg/m [pangkat 3] (87 ppm) selama 15 menit
2. 60 mg/m [pangkat 3] (52 ppm) selama 30 menit
3. 30 mg/m [pangkat 3] (26 ppm) selama 1 jam
4. 10 mg/m [pangkat 3] (9 ppm) selama 8 jam

Kriteria kualitas udara:
1. Kualitas udara baik, kandungan CO kurang dari 9 ppm
2. Kualitas udara sedang, kandungan CO 9-15 ppm
3. Kualitas udara buruk, kandungan CO lebih dari 15 ppm.

Menurut WHO, ada kesamaan antara asap rokok dengan asap dari bahan pembakaran biomassa. Di negara-negara berkembang, masalah polusi udara dalam ruangan adalah polusi dalam rumah. Ada yang memasak dan atau membakar kayu untuk pemanasan tanpa cerobong asap yang memadai.

Beberapa penggunaan CO:
1. Sebagai reduktor pada pengolahan berbagai jenis logam, misalnya besi;
2. Sebagai bahan baku untuk membuat metanol;
3. Merupakan komponen dari berbagai jenis bahan bakar gas, seperti gas air dan gas kokas.

Karbon dioksida

Berbeda dengan CO, CO2 (karbon dioksida) tidak beracun. Akan tetapi, jika kadarnya terlalu besar (10-20%), gas ini dapat membuat orang pingsan dan merusak sistem pernafasan. Walaupun tidak berbau dan tidak berwarna, gas ini mudah dikenali karena mengeruhkan air kapur.

CO2 terdapat di udara dengan kadar sekitar 0,035%. Juga terdapat dalam air, terutama air laut. CO2 terbentuk pada pembakaran bahan bakar yang mengandung karbon seperti batu bara, minyak bumi, gas alam, dan kayu. Gas ini juga dihasilkan pada pernafasan makhluk hidup. CO2 merupakan komponen utama siklus karbon di alam. CO2 komersial diperoleh dari pembakaran residu penyulingan minyak bumi. Dalam jumlah besar juga diperoleh sebagai hasil samping produksi urea dan pembuatan alkohol dari proses peragian.

C6H12O6 [glukosa] --------> 2C2H5OH [alkohol] + 2CO2

SIKLUS KARBON

Siklus karbon adalah siklus biogeokimia saat karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer Bumi (objek astronomis lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama meskipun hingga kini belum diketahui pasti).

Dalam siklus ini terdapat empat reservoir karbon utama yang dihubungkan oleh jalur pertukaran. Reservoir-reservoir tersebut adalah atmosfer, biosfer teresterial (biasanya termasuk pula freshwater system dan material non-hayati organik seperti karbon tanah [soil carbon]), lautan (termasuk karbon anorganik terlarut dan biota laut hayati dan non-hayati), dan sedimen (termasuk bahan bakar fosil). Pergerakan tahunan karbon, pertukaran karbon antar reservoir, terjadi karena proses-proses kimia, fisika, geologi, dan biologi. Lautan mengandung kolam aktif karbon terbesar dekat permukaan Bumi, namun demikian laut dalam bagian dari kolam ini mengalami pertukaran yang lambat dengan atmosfer.

KARBON DI ATMOSFER

Bagian terbesar dari karbon yang berada di atmosfer Bumi adalah gas karbon dioksida (CO2). Meskipun jumlah gas ini merupakan bagian yang sangat kecil dari seluruh gas yang ada di atmosfer (hanya sekitar 0,04% dalam basis molar, meskipun sedang mengalami kenaikan), gas ini berperan penting dalam menyokong kehidupan. Gas-gas lain yang mengandung karbon di atmosfer adalah metan dan kloroflorokarbon atau CFC (CFC merupakan gas artifisial atau buatan). Gas-gas tersebut adalah gas rumah kaca yang konsentrasinya di atmosfer telah bertambah dalam beberapa tahun ini, dan berperan dalam pemanasan global.

Karbon diambil dari atmosfer dengan berbagai cara:

1. Ketika matahari bersinar, tumbuhan melakukan fotosintesa untuk mengubah karbon dioksida menjadi karbohidrat, dan melepaskan oksigen ke atmosfer. Proses ini akan lebih banyak menyerap karbon pada hutan dengan tumbuhan yang baru saja tumbuh atau hutan yang sedang mengalami pertumbuhan yang cepat.

2. Pada permukaan laut ke arah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan CO2 akan lebih mudah larut. Selanjutnya CO2 yang larut tersebut akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa massa air di permukaan yang lebih berat ke kedalaman laut atau interior laut.

3. Di laut bagian atas (upper ocean), pada daerah dengan produktivitas yang tinggi, organisme membentuk jaringan yang mengandung karbon. Beberapa organisme juga membentuk cangkang karbonat dan bagian-bagian tubuh lainnya yang keras. Proses ini akan menyebabkan aliran karbon ke bawah.

4. Pelapukan batuan silikat. Tidak seperti dua proses sebelumnya, proses ini tidak memindahkan karbon ke dalam reservoir yang siap untuk kembali ke atmosfer. Pelapukan batuan karbonat tidak memiliki efek netto terhadap CO2 atmosferik karena ion bikarbonat yang terbentuk terbawa ke laut dan selanjutnya dipakai untuk membuat karbonat laut dengan reaksi yang sebaliknya (reverse reaction).

Karbon dapat kembali ke atmosfer dengan berbagai cara pula, yaitu:

1. Melalui pernafasan (respirasi) oleh manusia, tumbuhan dan binatang. Hal ini merupakan reaksi eksotermik dan termasuk juga di dalamnya penguraian glukosa (atau molekul organik lainnya) menjadi karbon dioksida dan air.

2. Melalui pembusukan binatang dan tumbuhan. Fungi atau jamur dan bakteri mengurai senyawa karbon pada binatang dan tumbuhan yang mati dan mengubah karbon menjadi karbon dioksida jika tersedia oksigen, atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.

3. Melalui pembakaran material organik yang mengoksidasi karbon yang terkandung menghasilkan karbon dioksida (juga yang lainnya seperti asap). Pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, produk dari industri perminyakan (petroleum), dan gas alam akan melepaskan karbon yang sudah tersimpan selama jutaan tahun di dalam geosfer. Hal inilah yang merupakan penyebab utama naiknya jumlah karbon dioksida di atmosfer.

4. Produksi semen. Salah satu komponennya, yaitu kapur atau gamping atau kalsium oksida, dihasilkan dengan cara memanaskan batu kapur atau batu gamping yang akan menghasilkan juga karbon dioksida dalam jumlah yang banyak.

5. Di permukaan laut di daerah yang menjadikan air lebih hangat, karbon dioksida terlarut dilepas kembali ke atmosfer.

6. Erupsi vulkanik atau ledakan gunung berapi akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbon dioksida yang dilepas ke atmosfer secara kasar hampir sama dengan jumlah karbon dioksida yang hilang dari atmosfer akibat pelapukan silikat; Kedua proses kimia yang saling berkebalikan ini akan memberikan hasil penjumlahan yang sama dengan nol dan tidak berpengaruh terhadap jumlah karbon dioksida di atmosfer dalam skala waktu yang kurang dari 100.000 tahun.


Penggunaan alamiah CO2
1. Untuk fotosintesis tumbuhan hijau. Fotosintesis membebaskan oksigen.
6CO2 + 6H2O -------> C6H12O6 + 6O2

2. Menentukan suhu global dan iklim. CO2 (dan uap air) bersifat seperti kaca, yaitu dapat melewatkan sinar tampak (cahaya), tetapi menahan sinar inframerah (panas). Hal ini dikenal sebagai efek rumah kaca (green house effect). Jadi, gas rumah kaca di udara menahan radiasi panas dari Matahari maupun radiasi panas yang dipancarkan Bumi, kemudian meradiasikannya kembali sebagian ke Bumi. Sistem inilah yang mengatur suhu di permukaan Bumi yang menjadi faktor yang memungkinkan adanya kehidupan. Namun, semakin banyak kandungan CO2, Bumi akan semakin panas.

Penggunaan CO2 dalam air
1. Untuk fotosintesis tumbuhan air.
2. Digunakan oleh siput dan sejenisnya untuk membangun cangkang. Proses ini merupakan salah satu komponen dalam siklus CO2. Bangkai rumah siput akan tertanam di dasar laut atau pantai, kemudian berubah menjadi batuan silikat dan membebaskan CO2 ke udara.

Penggunaan CO2 komersial
1. CO2 mudah dipadatkan. CO2 padat ini menyublim di bawah tekanan atmosfer (CO2 cair hanya terdapat pada tekanan lebih besar dari 5,3 atm). CO2 padat yang disebut es kering (dry ice) digunakan sebagai pendingin.
2. Untuk memadamkan kebakaran. Karena CO2 lebih berat dari udara, CO2 mengusir udara dari sekitar daerah yang disemprot sehingga api mati. Tabung pemadam kebakaran berisi CO2 cair dengan tekanan sekitar 60 atm. Ketika katup alat tersebut dibuka, CO2 cair akan segera menguap dan mengembang. Kedua proses itu menyebabkan penurunan suhu sehingga sebagian CO2 akan membeku membentuk sejenis kabut atau salju yang menutupi daerah yang disemprot.
3. Untuk membuat minuman ringan (soft drink). Minuman seperti soda, limun, dan semacamnya mengandung CO2 yang memberi rasa menyegarkan.


Karbon Dioksida, Zat Kambing Hitam

Mendengar nama CO2 atau karbon dioksida, biasanya kita langsung teringat zat beracun yang bisa membunuh makhluk hidup. Namun, apakah benar CO2 yang bertanggung jawab atas segala kerusakan lingkungan di Bumi ini?

Semua orang mengenal senyawa karbon dioksida atau CO2 sebagai gas, tak berbau, tak berwarna, tak beracun, dan berasal dari setiap mekanisme pembakaran maupun metabolisme.

Gas karbon dioksida pertama kali diamati keberadaannya oleh Van Helmont pada 1577. Secara statistik alamiah, gas ini tidak melimpah di muka Bumi dan konstan persentasenya. Sejak lama orang tidak terlalu memerhatikan sifatsifat gas tersebut. Yang paling awam diketahui mungkin adalah gas CO2 bisa diucah menjadi padat dan disebut dry ice.

Namun, selain kurang diperhatikan, gas ini juga dijadikan ‘kambing hitam’ atas kerusakan lingkungan hidup, terutama soal perusakan ozon. Apakah memang CO2 biang keladinya? Tentu saja bukan, karena manusialah yang sebenarnya telah menambah kadar CO2 yang tadinya normal-normal saja. Sejak dimulainya Revolusi Industri di Inggris hingga revolusi telekomunikasi seperti sekarang, telah terjadi peningkatan persentase CO2 di muka Bumi akibat aktivitas produksi dan konsumsi. Mulailah dikenal istilah green house effect, yaitu meningkatnya kadar CO2 di atmosfer hingga membuat Bumi tambah panas.

CO2 bersifat menyerap energi panas dari radiasi inframerah yang dipancarkan Matahari, sehingga energi panas tersebut terkumpul di muka Bumi. Ditambah lagi Bumi semakin terbuka terhadap pancaran energi tinggi ultraviolet yang mematikan. Pepohonan serta hutan semakin jarang, padahal tumbuhan adalah salah satu bagian yang bisa memproses CO2 menjadi O2. Jika kadar CO2 makin meningkat, energi Matahari yang dipantulkan oleh permukaan Bumi tidak akan kembali lagi ke luar Bumi karena tertahan oleh CO2.

Topik Lainnya: kimia fisikabiologiastronomi pendidikan penelitian sainskomputerteknologi

TANAH LONGSOR

Tanah longsor adalah perpindahan material pembentuk lereng berupa batuan, bahan rombakan, tanah, atau material campuran tersebut, bergerak ke bawah atau keluar lereng. Proses terjadinya tanah longsor: air yang meresap ke dalam tanah akan menambah bobot tanah. Jika air tersebut menembus sampai tanah kedap air yang berperan sebagai bidang gelincir, maka tanah menjadi licin dan tanah pelapukan di atasnya akan bergerak mengikuti lereng dan keluar lereng.

JENIS-JENIS TANAH LONGSOR

1. Longsoran Translasi
Longsoran translasi adalah bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

2. Longsoran Rotasi
Longsoran rotasi adalah bergerak-nya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk cekung.

3. Pergerakan Blok
Pergerakan blok adalah perpindahan batuan yang bergerak pada bidang gelincir berbentuk rata. Longsoran ini disebut juga longsoran translasi blok batu.

4. Runtuhan Batu
Runtuhan batu terjadi ketika sejum-lah besar batuan atau material lain bergerak ke bawah dengan cara jatuh bebas. Umumnya terjadi pada lereng yang terjal hingga meng-gantung terutama di daerah pantai. Batu-batu besar yang jatuh dapat menyebabkan kerusakan yang parah.

5. Rayapan Tanah
Rayapan Tanah adalah jenis tanah longsor yang bergerak lambat. Jenis tanahnya berupa butiran kasar dan halus. Jenis tanah longsor ini hampir tidak dapat dikenali. Setelah waktu yang cukup lama longsor jenis rayapan ini bisa menyebabkan tiang-tiang listrik atau telepon, pohon, atau rumah miring ke bawah.

6. Aliran Bahan Rombakan
Jenis tanah longsor ini terjadi ketika massa tanah bergerak didorong oleh air. Kecepatan aliran tergantung pada kemiringan lereng, volume dan tekanan air, dan jenis materialnya. Gerakannya terjadi di sepanjang lembah dan mampu mencapai ratusan meter jauhnya. Di beberapa tempat bisa sampai ribuan meter seperti di daerah aliran sungai di sekitar gunungapi. Aliran tanah ini dapat menelan korban cukup banyak.

GEJALA UMUM TANAH LONGSOR
Munculnya retakan-retakan di lereng yang sejajar dengan arah tebing.
Biasanya terjadi setelah hujan.
Munculnya mata air baru secara tiba-tiba.
Tebing rapuh dan kerikil mulai berjatuhan.

PENYEBAB TERJADINYA TANAH LONGSOR

Pada prinsipnya tanah longsor terjadi bila gaya pendorong pada lereng lebih besar daripada gaya penahan. Gaya penahan umumnya dipengaruhi oleh kekuatan batuan dan kepadatan tanah. Sedangkan gaya pendorong dipengaruhi oleh besarnya sudut lereng, air, beban serta berat jenis tanah batuan.

Hujan
Ancaman tanah longsor biasanya dimulai pada bulan November karena meningkatnya intensitas curah hujan. Musim kering yang panjang akan menyebabkan terjadinya penguapan air di permukaan tanah dalam jumlah besar. Hal itu mengakibatkan munculnya pori-pori atau rongga tanah hingga terjadi retakan dan merekahnya tanah permukaan.

Ketika hujan, air akan menyusup ke bagian yang retak sehingga tanah dengan cepat mengembang kembali. Pada awal musim hujan, intensitas hujan yang tinggi biasanya sering terjadi, sehingga kandungan air pada tanah menjadi jenuh dalam waktu singkat.

Hujan lebat pada awal musim dapat menimbulkan longsor, karena melalui tanah yang merekah air akan masuk dan terakumulasi di bagian dasar lereng, sehingga menimbulkan gerakan lateral. Bila ada pepohonan di permukaannya, tanah longsor dapat dicegah karena air akan diserap oleh tumbuhan. Akar tumbuhan juga akan berfungsi mengikat tanah.

Lereng terjal
Lereng atau tebing yang terjal akan memperbesar gaya pendorong. Lereng yang terjal terbentuk karena pengikisan air sungai, mata air, air laut, dan angin. Kebanyakan sudut lereng yang menyebabkan longsor adalah 180 apabila ujung lerengnya terjal dan bidang longsorannya mendatar.

Tanah yang kurang padat dan tebal
Jenis tanah yang kurang padat adalah tanah lempung atau tanah liat dengan ketebalan lebih dari 2,5 m dan sudut lereng lebih dari 220. Tanah jenis ini memiliki potensi untuk terjadinya tanah longsor terutama bila terjadi hujan. Selain itu tanah ini sangat rentan terhadap pergerakan tanah karena menjadi lembek terkena air dan pecah ketika hawa terlalu panas.

Batuan yang kurang kuat
Batuan endapan gunung api dan batuan sedimen berukuran pasir dan campuran antara kerikil, pasir, dan lempung umumnya kurang kuat. Batuan tersebut akan mudah menjadi tanah bila mengalami proses pelapukan dan umumnya rentan terhadap tanah longsor bila terdapat pada lereng yang terjal.

Jenis tata lahan
Tanah longsor banyak terjadi di daerah tata lahan persawahan, perladangan, dan adanya genangan air di lereng yang terjal. Pada lahan persawahan akarnya kurang kuat untuk mengikat butir tanah dan membuat tanah menjadi lembek dan jenuh dengan air sehingga mudah terjadi longsor. Sedangkan untuk daerah perladangan penyebabnya adalah karena akar pohonnya tidak dapat menembus bidang longsoran yang dalam dan umumnya terjadi di daerah longsoran lama.

Getaran
Getaran yang terjadi biasanya diakibatkan oleh gempabumi, ledakan, getaran mesin, dan getaran lalulintas kendaraan. Akibat yang ditimbulkannya adalah tanah, badan jalan, lantai, dan dinding rumah menjadi retak.

Susut muka air danau atau bendungan
Akibat susutnya muka air yang cepat di danau maka gaya penahan lereng menjadi hilang, dengan sudut kemiringan waduk 220 mudah terjadi longsoran dan penurunan tanah yang biasanya diikuti oleh retakan.

Adanya beban tambahan
Adanya beban tambahan seperti beban bangunan pada lereng, dan kendaraan akan memperbesar gaya pendorong terjadinya longsor, terutama di sekitar tikungan jalan pada daerah lembah. Akibatnya adalah sering terjadinya penurunan tanah dan retakan yang arahnya ke arah lembah.

Pengikisan/erosi
Pengikisan banyak dilakukan oleh air sungai ke arah tebing. Selain itu akibat penggundulan hutan di sekitar tikungan sungai, tebing akan menjadi terjal.

Adanya material timbunan pada tebing
Untuk mengembangkan dan memperluas lahan pemukiman umumnya dilakukan pemotongan tebing dan penimbunan lembah. Tanah timbunan pada lembah tersebut belum terpadatkan sempurna seperti tanah asli yang berada di bawahnya. Sehingga apabila hujan akan terjadi penurunan tanah yang kemudian diikuti dengan retakan tanah.

Bekas longsoran lama
Longsoran lama umumnya terjadi selama dan setelah terjadi pengendapan material gunung api pada lereng yang relatif terjal atau pada saat atau sesudah terjadi patahan kulit bumi. Bekas longsoran lama memilki ciri:
• Adanya tebing terjal yang panjang melengkung membentuk tapal kuda;
• Umumnya dijumpai mata air, pepohonan yang relatif tebal karena tanahnya gembur dan subur;
• Daerah badan longsor bagian atas umumnya relatif landai;
• Dijumpai longsoran kecil terutama pada tebing lembah;
• Dijumpai tebing-tebing relatif terjal yang merupakan bekas longsoran kecil pada longsoran lama;
• Dijumpai alur lembah dan pada tebingnya dijumpai retakan dan longsoran kecil. Longsoran lama ini cukup luas.

Adanya bidang diskontinuitas (bidang tidak sinambung)
Bidang tidak sinambung ini memiliki ciri:
• Bidang perlapisan batuan;
• Bidang kontak antara tanah penutup dengan batuan dasar;
• Bidang kontak antara batuan yang retak-retak dengan batuan yang kuat;
• Bidang kontak antara batuan yang dapat melewatkan air dengan batuan yang tidak melewatkan air (kedap air);
• Bidang kontak antara tanah yang lembek dengan tanah yang padat.
Bidang-bidang tersebut merupakan bidang lemah dan dapat berfungsi sebagai bidang luncuran tanah longsor.

Penggundulan hutan
Tanah longsor umumnya banyak terjadi di daerah yang relatif gundul dimana pengikatan air tanah sangat kurang.

Daerah pembuangan sampah
Penggunaan lapisan tanah yang rendah untuk pembuangan sampah dalam jumlah banyak dapat mengakibatkan tanah longsor apalagi ditambah dengan guyuran hujan, seperti yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah Leuwigajah di Cimahi. Bencana ini menyebabkan sekitar 120 orang lebih meninggal.

WILAYAH RAWAN TANAH LONGSOR

Setidaknya terdapat 918 lokasi rawan longsor di Indonesia. Setiap tahunnya kerugian yang ditanggung akibat bencana tanah longsor sekitar Rp. 800 miliar, sedangkan jiwa yang terancam sekitar 1 juta.

Daerah yang memiliki rawan longsor
• Jawa Tengah: ±327 Lokasi
• Jawa Barat: ±276 Lokasi
• Sumatera Barat: ±100 Lokasi
• Sumatera Utara: ±53 Lokasi
• Yogyakarta: ±30 Lokasi
• Kalimantan Barat: ±23 Lokasi
Sisanya tersebar di NTT, Riau, Kalimantan Timur, Bali, dan Jawa Timur.


ANTISIPASI BENCANA TANAH LONGSOR

1. Jangan membuat sawah dan membuat kolam pada lereng bagian atas di dekat pemukiman.
2. Buatlah terasering (sengkedan) pada lereng yang terjal bila membangun permukiman.
3. Segera menutup retakan tanah dan dipadatkan agar air tidak masuk ke dalam tanah melalui retakan.
4. Jangan melakukan penggalian di bawah lereng terjal.
5. Jangan menebang pohon di lereng.
6. Jangan membangun rumah di bawah tebing.
7. Jangan mendirikan permukiman di tepi lereng yang terjal.
8. Pembangunan rumah yang benar di lereng bukit.
9. Jangan mendirikan bangunan di bawah tebing yang terjal.
10. Pembangunan rumah yang salah di lereng bukit.
11. Jangan memotong tebing jalan menjadi tegak.
12. Jangan mendirikan rumah di tepi sungai yang rawan erosi.

Ada beberapa tindakan perlindungan dan perbaikan yang bisa ditambah untuk tempat-tempat hunian, antara lain:
• Perbaikan drainase tanah (menambah materi-materi yang bisa menyerap).
• Modifikasi lereng (pengurangan sudut lereng sebelum pem-bangunan).
• Vegetasi kembali lereng-lereng.
• Beton-beton yang menahan tembok mungkin bisa menstabilkan lokasi hunian.

Topik Lainnya:  bumibencana fenomena alamgempa sainsteknologi

Hadiah Bagi Penemu Bug di Google Chrome

Browser Chrome dari Google merupakan software yang cepat dan hanya memerlukan resource yang kecil. Namun browser ini juga rentan terhadap serangan hacker karena memiliki beragam celah keamanan. Pada Chrome versi 4 saja, Google telah menutup 13 celah keamanan. Beberapa celah ternyata telah diketahui oleh perusahaan tersebut. Namun, ada beberapa juga yang baru diketahui. Pengguna internet sebaiknya melakukan update ke versi terbaru.
Dengan sebuah sayembara, Google bakal dapat menemukan error lebih cepat dalam browser mereka ini. Setiap pengguna yang menemukan bug dalam Chrome atau versi Open-Source Chromium serta melaporkannya melalui Google Bug Tracker System, akan memperoleh hadiah senilai 360 Euro. Untuk bug kritikal, perusahaan tersebut bahkan berani memberikan hadiah senilai US$ 1300.

Ramalan Thomas Alva Edison 100 Tahun Lalu Seputar 2011


Ramalan Thomas Alva Edison 100 Tahun Lalu Seputar 2011
Siapa tak kenal Thomas Alva Edison. Inovator besar AS ini adalah orang yang menemukan kamera, bohlam lampu, dan pembangkit listrik arus searah.
Pada 1911 Edison sempat diwawancarai oleh Miami Metropolis, dan diminta memprediksi bagaimana kondisi 100 tahun ke depan, yakni pada tahun 2011.
Seperti dikutip oleh Washington Post, Edison mengatakan bahwa di tahun 2011 tenaga listrik akan menggantikan tenaga uap untuk menggerakan kereta api. Selain itu, ia juga memprediksi bahwa penerbangan udara akan menjadi moda transportasi sehari-hari.
Hal lainnya, Edison juga mengatakan bahwa baja akan semakin murah dan ini membuatnya akan menjadi bahan baku yang jamak bagi konstruksi bangunan. Semua hal yang ia ramalkan tadi, kini memang telah terbukti.
Tapi, nubuat Edison yang paling menggemparkan adalah ramalannya tentang sebuah alat yang mirip e-book reader atau iPad. "Nanti, akan ada buku yang tebalnya hanya dua inci, namun bisa memuat 40 ribu halaman, atau setara dengan seratus jilid buku," kata Edison.
Faktanya, sebuah e-book reader seperti Amazon Kindle mampu menyimpan data yang setara dengan sekitar 3.500 buku elektronik. 
Walau demikian, memang tebakan Edison tidak tepat 100 persen. Saat itu, Edison juga memprediksi, bahwa sekarang manusia telah menemukan cara untuk mengubah besi menjadi emas. 
Oleh karena itu, kata Edison, manusia bisa 'menyulap' taksi menjadi mobil emas. Sayangnya, sampai kini hal ini masih belum bisa dilakukan oleh manusia.

Artikel lain yang mungkin Anda sukai :

AMD ATHLON II QUAD-CORE PROCESSOR

Karena digantikan oleh Phenom,nama Athlon lama tak terdengar lagi. Kini, kembali hadir processor AMD Athlon II dengan core baru, dan harga yang lebih terjangkau. Processor Athlon ll sudah sejak beberapa bulan yang lalu muncul lagi di pasaran. Yang mempunyai spesifikasi solo-core, dual-core, triple-core, dan quad-core. Dari spesifikasi tersebut yang paling dicari adalah untuk spesifikasi triple-core dan quad-core. Lalu mengapa processor AMD Athlon II quad-core banyak dicari dipasaran?
Tidak lain adalah dari harga yang sangat terjangkau. Karena dengan harga di kisaran US$100, malah bisa dibawahnya, anda sudah bisa mendapatan sebuah processor dengan teknologi quad-core. Dengan harga seperti ini, tentu saja anda tidak akan bisa mendapatkan processor quad-core, baik dari AMD dengan Phenom maupun Phenom II, ataupun dari pabrikan rivalnya yaitu Intel Core i7 dan Core i5.

AMD Athlon II menggunakan AMDK10 architecture yang sama digunakan oleh AMD Phenom. Namun perbedaan teknologi yang di gunakan cukup nyata, seperti misalnya pada AMD Phenom terdapat L3 Cache, sedangkan pada Athlon II tidak terdapat. Sebagai gantinya, Athlon II mempunyai L2 Cache yang kapasitasnya jauh lebih besar dari Phenom, yaitu 1 MB per core, dimana offset yang dimiliki sudah mencakup L3 Cache. Untuk diketahui, AMD Phenom L2 cache-nya hanya sebesar 512 kb per core.
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, fokus utama dari dikembangkannya processor Athlon II ini bukan dari sisi teknologi. Namun lebih kepada budget user atau harga dari Athlon II itu sendiri.

Lalu, bagaimana sebenarnya kebutuhan user sendiri akan sebuah processor dengan teknologi quad-core? Pertama, tentu saja yang menjadi pehatian lebih adalah harga dari processor itu sendiri. Jika melihat dari harga, tentu kebanyakan user akan mengabaikan processor dengan teknologi quad-core, karena tentu saja harganya akan lebih mahal. Kebanyakan akan memilih processor berteknologi dual-core, karena selain murah, saat ini aplikasi dan gaming bisa berjalan dengan baik menggunakan processor dual-core saja. Kecuali jika anda menggunakan komputer untuk melakukan encoding, mengedit foto, dan hal-hal yang berbau programming, processor dengan quad-core akan sangat berguna. Pocessor quad-core juga berguna bagi anda yang suka dengan multitasking. Dalam artian beberapa program (berat) berjalan secara bersamaan dalam satu komputer.

Tidak perlu ada perbandingan performa disini, yang pasti Athlon II X4 mampu memenuhi harapan dari AMD. Processor ini bukan tercepat untuk gaming, namun dipastikan processor ini adalah yang paling murah di kelasnya. Sehingga ia mampu melawan produk Core i5 dari Intel. Tentu saja disini harga menjadi faktor penentu karena jika mengacu pada performa, tidak mungkin AMD Athlon II X4 mampu mengalahkan Intel Core i5. Namun harga dari AMD Athlon II X4 bisa setengah dari harga Intel Core i5. Dalam keadaan ekonomi Indonesia yang seperti sekarang ini, penawaran dari AMD tesebut tentu akan sangat berarti.

Topik Lainnya: amdprosesor core,  komputer hardware komputer tablet , laptop softwaresmartphoneponsel ,  sainsteknologi