Teknologi Kinect yang biasanya dipergunakan untuk permainan game interaktif, tampaknya kini telah beralih dari fungsi yang sebenarnya. Berkenaan dengan hal itu, tim peneliti dari universitas Minnesota kabarnya baru saja telah memperkenalkan temuan mereka berkaitan dengan cara baru penggunaan sistem pelacak gerakan Kinect tersebut. Dari hasil temuan mereka, ternyata teknologi besutan Microsoft tersebut bisa dipergunakan untuk mengukur berbagai gejala gangguan pada anak-anak, menciptakan cara yang lebih objektif untuk mengevaluasi dan mendeteksi masalah pada anak-anak seperti autisme, gangguan akibat kurang perhatian dan obsesif kompulsif.
Tim ini sendiri beranggotakan sejumlah spesialis di bidang berbeda seperti kedokteran, sains dan teknik, serta pendidikan dan pengembangan kemahasiswaan perguruan tinggi di Minnesota, Amerika Serikat.
Mereka telah menerima hibah 3 juta dolar (sekitar 30 miliar rupiah) yang berasal dari National Science Foundation dalam rangka untuk lebih mengembangkan metode Kinect berbasis diagnostik yang mereka lakukan.
Sejauh ini, evaluasi untuk masalah medis yang ada telah dibuat oleh para spesialis dengan menggunakan video anak-anak tersebut yang terkait pada tindakan dan pembicaraan dengan orang tuanya. Alhasil, dengan menggunakan metode Kinect ini ternyata bisa menghilangkan beberapa subjektivitas dari proses yang ada dan membuatnya lebih akurat.
Nikolaos Papanikolopoulos, salah seorang anggota tim tersebut, juga telah menyatakan kalau saat ini pihaknya siap membantu untuk menyediakan tool yang dibutuhkan untuk mendukung evaluasi kejiwaan terkait gangguan mental. Pihaknya juga sangat puas dengan apa yang telah tim lakukan selama ini karena berkat teknologi yang diperuntukkan bagi industri game ternyata bisa menghasilkan penelitian yang lebih akurat. Dan hebatnya lagi, ini bisa dilakukan lebih cepat dari apa yang direncanakan sebelumnya.
Dari apa yang telah dilakukan selama ini, penggunaan Kinect ini sendiri dapat dipastikan keamanannya. Oleh karena itu, para orang tua tak perlu khawatir dengan keberadaan sensor yang dipakai Kinect bisa mengganggu anak-anak mereka. Dengan penggunaan sistem medis ini ternyata bisa menghemat biaya lebih dari 100.000 dolar (sekitar 1 miliar rupiah) per evaluasi.
Produk Kinect besutan Microsoft ini kabarnya telah terjual lebih dari 10 juta unit sejak diluncurkan November 2010 yang lalu. Dan pada musim semi ini, Microsoft juga akan segera meluncurkan Software Development Kit untuk PC. Terkait hal itu, keberadaan driver PC open source yang digunakan saat ini sebenarnya telah mengadaptasi metode Kinect untuk memainkan berbagai game yang ada, seperti World of Warcraft, dan mengendalikan berbagai peralatan melalui gerak tubuh.