Konstitusi Amerika memberi kekuasaan pada Kongres untuk menyeragamkan satuan-satuan baku berat dan ukuran-ukuran lain. Dahulu, hampir tidak ada keseragaman di antara koloni-koloni Inggris yang berbeda di Amerika atau bahkan di negara-negara berbeda di Eropa dan Asia. Contohnya, Raja Henry I secara pribadi menggunakan hidung dan jempolnya untuk menetapkan standar satuan panjang yang disebut 1 yard, namun negara lain tidak menggunakannya. Bangsa-bangsa Asia pasti penasaran, apakah ukuran 1 kaki memang benar-benar sama dengan panjang kaki manusia.
Kebanyakan keributan dalam penyeragaman sistem pengukuran berawal di Perancis. Pada 1790, selama Revolusi Perancis, badan legislatif Perancis meminta lembaga ilmu pengetahuan Perancis menyediakan standar yang sama untuk berat dan ukuran-ukuran lain. Sebuah panitia khusus dengan cepat menanggapi, mendesak agar lembaga tersebut menerima sistem desimal sebagai solusi yang paling sederhana sekaligus paling enak diterapkan. Sebuah panitia khusus berikutnya mengusulkan agar ukuran dasar untuk panjang dalam sistem tersebut harus merupakan bagian dari keliling Bumi: satuan yang setara dengan 1/10juta panjang sebuah kuadran meridian Bumi (atau dengan kata lain, 1/10juta sebuah busur yang membentang antara khatulistiwa dan kutub utara).
Satuan ini belakangan diberi nama mètre, dari kata Yunani metron yang berarti “ukuran”. Meter menjadi landasan untuk ukuran-ukuran lain.
Satuan massa dahulu diturunkand dari kubus yang dibuat menggunakan bagian dari satuan panjang ini kemudian diisi dengan air (dengan demikian gram menjadi massa 1 cm kubik air pada temperatur ketika kecepatannya maksimum). Teknik yang sama juga digunakan untuk membakukan ukuran kapasitas. Dengan cara ini, standar panjang, massa, dan kapasitas, semuanya diturunkan dari ukuran tunggal, yang sampai kapanpun dapat dibuat kembali karena sifatnya yang alami, saling berhubungan dengan tepat, dan menggunakan sistem desimal agar nyaman digunakan.
Sistem metrik pada awalnya tidak sampai keluar dari Perancis, namun karena kekakuannya dan kebakuannya, sistem ini diminati oleh kalangan ilmuwan dan insinyur di seluruh dunia. Kemajuan dalam bidang alat ukur yang presisi membuat definisi awal untuk meter terlalu merepotkan. “Treaty of the Meter”, kesepakatan pada 1875, menetapkan mekanisme untuk memperbaiki dan menyempurnakan sistem metrik, dan 17 negara bergabung dalam kesepakatan itu. Sejak 1893, meter telah didefinisikan sebagai panjang lintasan yang dilalui oleh cahaya dalam ruang hampa selama selang waktu 1/229.792.458 detik (dengan kata lain, kecepatan cahaya dalam ruang hampa adalah 229.792.458 per detik). Karena kecepatan cahaya hampir mustahil berubah dalam waktu dekat, ilmuwan yakin bahwa meter sebagai standar pengukuran akan berumur panjang.