Showing posts with label lingkungan. Show all posts
Showing posts with label lingkungan. Show all posts

Lampu mikroalga menyerap 150 kali lebih banyak CO2 dibandingkan pohon


Lampu mikroalga menyerap 150 kali lebih banyak CO2 dibandingkan pohon
Sebuah penelitian baru telah menciptakan sesuatu yang benar-benar luar biasa, cahaya yang dihasilkan oleh alga yang menyerap CO2 di udara pada tingkat 1 ton PER TAHUN, atau setara dengan  pohon yang menyerap CO2 selama seumur hidup nya! Lampu jalan mikroalga memiliki potensi untuk menyediakan udara bersih secara signifikan di daerah perkotaan dan merevolusi cakarawala kota.

Wow, konsep ini memiliki potensi untuk menjadi luar biasa, dalam arti sebenarnya dari kata tersebut. Bumi berubah. Jika lampu ini dipasang di mana-mana, itu akan memiliki efek besar pada tingkat CO2.

Jika angka-angka tersebut benar maka kira-kira setiap lima dari lampu yang digunakan akan melawan emisi CO2 setiap tahun oleh satu mobil berdasarkan jarak tempuh rata-rata.




Sumber: Sciencedump

Apa Itu lapisan ozon?


Ozon (O3) adalah salah satu gas alami yang membentuk atmosfer (gas yang membentuk kurang dari 1% volume atmosfer bumi), juga dikenal sebagai Gas Rumah Kaca.

Apa Itu lapisan ozon?

Dimana Ozon ditemukan?

Ozon secara alami hadir sebagai lapisan (lapisan ozon) di stratosfer (salah satu dari lima lapisan atmosfer) antara 12 - 30 mil di atas permukaan bumi.  Konsentrasi Ozon di lapisan ini mencapai 10 ppm dan terbentuk akibat pengaruh sinar ultraviolet Matahari terhadap molekul-molekul Oksigen.

Pentingnya lapisan ozon di atmosfer bumi dapat dipastikan dari fakta bahwa Ozon menyerap bagian paling mematikan dari radiasi sinar Ultra-Violet (UV) matahari sebelum mencapai bumi, sehingga tidak akan menyebabkan sejumlah penyakit termasuk kerusakan mata dan kanker kulit. Peran penting lapisan ozon lainnya adalah di bagian bawah atmosfer, Ozon menjadi perangkap panas matahari dan memancarkan kembali ke segala arah (dikenal sebagai efek rumah kaca). Hal ini membantu menjaga bumi tetap hangat dan tanpa itu suhu bumi akan mencapai tingkat sub-nol setiap malam.

Selain Ozon alami, juga diciptakan melalui aktivitas manusia (ditemukan di Troposfer, lapisan paling dekat dengan bumi) dan berpotensi berbahaya bagi semua bentuk kehidupan di Bumi.

Bahaya Ozon

Karena peran mereka kontras, Ozon alam yang ditemukan di stratosfer disebut Ozon "baik" dan satu lagi di Troposfer (buatan manusia) disebut Ozon "buruk". Ancaman terbesar bagi kehidupan di Bumi adalah ketidakseimbangan (yang diciptakan oleh industri) antara Ozon baik dan Ozon buruk, dimana Ozon yang "baik" semakin menipis sedangkan Ozon "buruk" meningkat di udara yang kita hirup. Penipisan Ozon "baik" juga dikaitkan dengan industrialisasi, karena banyak industri menggunakan sejumlah bahan kimia yang mengandung klorin atau bromin (disebut sebagai ODS atau ozone-depleting substances). Bahan kimia ini mengambang di stratosfer dan menyebabkan penipisan lapisan Ozon.

Apa Itu lapisan ozon?
Lubang Ozon

Apa tindakan yang diambil pada tingkat internasional untuk melindungi ozon

Pemerintah berbagai negara telah menandatangani perjanjian internasional dengan melarang produksi zat yang diyakini bertanggung jawab atas penipisan Ozon (Montreal Protocol) dan banyak inisiatif lain juga sedang diperkenalkan dan dilaksanakan oleh masyarakat industri global untuk memeriksa kerusakan lebih lanjut.

Bagaimana kita bisa berkontribusi?

Pada tingkat individu kita dapat berkontribusi dengan:

▪ Menggunakan produk yang berlabel ramah ozon "Ozone-friendly"
▪ Memilih untuk membeli pendingin udara atau kulkas yang bebas CFC
▪ Memastikan pemeliharaan dan perawatan pendingin udara, di kantor, rumah dan AC mobil, termasuk penggunaan bijaksana
▪ Tidak menggunakan / mengganti halon api dengan alternatif (karbon dioksida atau busa)
▪ Melakukan penyadaran dan menghasilkan kesadaran di antara orang-orang di sekitar kita

Pesawat Boeing 777-200 Terbang Dengan Minyak Jelantah dari Amsterdam Ke Rio de Janerio

Dewasa ini, penggunaan minyak jelantah untuk bahan bakar kendaraan (Biodiesel) terus dikembangkan untuk kepentingan pelestarian lingkungan. Biodiesel dinilai lebih efisien dan tentunya bisa mengurangi emisi CO2. Hal ini tentu saja bisa mengurangi pemanasan global atau lebih dikenal dengan Global warming.



Pemanasan global (global warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosfer, laut, dan daratan Bumi. Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir. Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia" melalui efek rumah kaca.


Penggunaan minyak jelantah atau Biodiesel ternyata tidak terbatas pada mobil bermesin diesel saja. KLM bahkan menggunakan minyak jelantah untuk menerbangkan pesawatnya dari Amsterdam ke Rio de Janerio. Penerbangan KL705 yang berjarak 9.500 km tersebut ditempuh dengan pesawat Boeing 777-200.


Penerbangan jarak jauh tersebut menggunakan minyak jelantah yang disuplay oleh SkyNRG, sebuah perusahaan yang didirikan KLM pada tahun 2009 bersama dengan North Sea Group dan Spring Associates.

Diharapkan kedepannya akan semakin banyak maskapai penerbangan dan bahkan pihak militer yang bisa mengikuti langkah KLM, termasuk maskapai penerbangan di Indonesia.

Burung Pleci (Kaca Mata) atau Oriental White Eye


burung siki nangka
Burung Kaca Mata/Pleci/Siki Nangka atau bahasa ilmiahnya Zosterops palpebrosus adalah burung kecil dari family Zosteropidae yang merupakan bangsa burung petengger (passeriformes). Burung ini dinamakan burung kacamata karena kebanyakan anggotanya memiliki lingkar bulu keperakan di sekitar mata (terlihat seperti kacamata). Habitat burung ini terdapat di hutan-hutan terbuka kawasan Asia, dapat ditemukan di dataran India ketimur sampai China dan Indonesia. Dalam bahasa Inggris burung ini dikenal dengan nama Oriental White Eye.

Burung ini merupakan jenis burung yang senang bergerombol atau berkelompok, membentuk koloni besar yang bergerak dan mencari makan bersama di tajuk pepohonan. Bahkan tidak jarang ditemukan juga berbaur dengan kelompok burung kecil lain seperti burung sepah dan cikrak.  Meskipun sebenarnya burung kacamata bersifat pemakan serangga, namun ia pun memakan nektar dan aneka jenis buah. Mudah dijumpai di Sumatera, Jawa, Bali, Sumba, dan Flores namun terbatas persebarannya di Kalimantan.

Di Jawa, burung ini bertelur dari Januari hingga Oktober. Telur berjumlah kurang lebih tiga (2–5) butir berwarna biru pucat, diletakkan pada sarang berupa cawan kecil yang khas bentuknya. Sarang ini terbuat dari akar-akaran, tangkai dan tulang daun, dan bahan-bahan tumbuhan lainnya, serta dihiasi dengan lumut. Sarang diletakkan di percabangan ranting atau rumpun bambu, sekitar 2–4 m di atas tanah.


Burung kacamata yang hanya endemik di wilayah Sumatera adalah burung kacamata Enggano atau Zosterops salvadorii, sementara burung yang khusus endemik di Jawa adalah burung Opior Jawa (Lophozosterops javanikus) yang terdiri dari L. j. javanica (Jawa Tengah) dan L. j. frontalis (Jawa Barat).

Burung kacamata dan opior endemik Kalimantan adalah burung kacamata belukar atau Zosterops everetti, burung opior kalimantan atau Oculocincta squamifrons, burung opior mata hitam atau Chlorocharis emiliae.

Burung kacamata topi-hitam atau topi-hitam Zosterops atricapilla hanya endemik di Kalimantan dan Sumatera sementara burung kacamata jawa atau Zosterops flaus endemik di Jawa dan Kalimantan.
Burung opior yang khusus endemik di Jawa dan Bali adalah burung opior jawa atau Lophozosterops javanikus. Sementara burung kacamata gunung atau Zosterops montanus hanya ada di Sumatera, Jawa dan Bali.

Burung kacamata yang merupakan endemik di Sumatera, Jawa-Bali dan Kalimantan adalah burung kacamata laut atau Zosterops chloris.

Ciri-ciri jenis burung kacamata:

Kacamata biasa atau Zosterops palpebrosus terdiri dari ras Z. p. melanura (bagian terbesar jawa) dengn perut kuning seluruhnya, dan ras Z. p buxtoni dan auriventer (jawa ujung barat, Kalimantan, Sumatera) memiliki pita kuning sempit pada perut tengah bawah.

Kacamata Enggano atau Zosterops salvadorii seperti Kacamata biasa tetapi perut berwarna putih krem.

Kacamata topi-hitam atau Zosterops atricapilla memiliki kening dan mahkota kehitaman.
Kacamata belukar Zosterops everetti seperti Kacamata biasa tetapi pita pada dada bawah tengah kuning lebih lebar; mahkota depan kekuningan.

Kacamata gunung atau Zosterops montanus punya iris pucat; tidak ada warna kuning pada perut; sisi tubuh kecoklatan.

Kacamata Jawa Zosterops flaus lebih kecil dan lebih kuning dari kacamata laut; tidak ada hitam pada kekangnya.

Kacamata laut Zosterops chloris berukuran lebih besar dan pucat daripada kacamata jawa; bintik di sekitar kekang hitam.

Opior Jawa atau Lophozosterops javanikus pada tenggorokan berwarna abu-abu, lingkar mata tidak lengkap, dan kekang kuning. Burung ini ada dua jenis yakni L. j. javanica (Jawa tengah) dan L. j. frontalis (Jawa barat).

Opior Kalimantan atau Oculocincta squamifrons berukuran sangat kecil; lingkar mata putih sempit; mahkota depan berbintik-bintik.

Opior mata-hitam atau Chlorocharis emiliae berukuran besar; paruh panjang kemerahan; lingkar mata dan kekang hitam.

Gengsi burung pleci melejit dan mungkin bisa punah

Di tanah air, khususnya di Jabodetabek hampir setahun belakangan ini popularitasnya terus merangkak naik bahkan tengah jadi primadona di kalangan pecinta burung. Sekarang pleci diburu dan ditangkap secara berlebihan. Hampir disemua kios burung menjual pleci dari yang dewasa juga anakannya. Tinggal menunggu waktu kepunahan jika tidak disertai dengan penangkaran burung ini.

Burung merupakan mekanisme alam yang diciptakan Tuhan untuk menjaga kestabilannya. Salah satu caranya adalah mengendalikan jumlah hama serangga sehingga tidak terjadi ledakan populasi (over populasi). Alam memang menyediakan semua untuk manusia, seharusnya kita sadar untuk tetap menjaga keseimbangan ekosistem agar tidak rusak. Jika ini terjadi, maka yang rugi adalah kita juga.

Orangutan, Primata Endemik Indonesia Yang Terancam Punah

Orangutan adalah mamalia terbesar yang hidup di atas pohon, bentangan tangan mereka bisa mencapai 2 meter. Orangutan merupakan kera besar yang hanya terdapat di Asia, tepatnya di Sumatera dan Kalimantan. Kera besar lainnya ada di Afrika yaitu simpanse (Pan troglodytes) , gorila (Pan gorilla) dan banobo (Pan paniscus). Orangutan termasuk ke dalam Ordo Primata, Familia Pongidae, ada 2 jenis orangutan yaitu species Pongo pygmaeus (orangutan Kalimantan) dan Pongo abelli (orangutan yang terdapat di pulau Sumatera) dibedakan dari gelambir yang ada di kepalanya. Mereka memiliki kemiripan DNA dengan manusia sebanyak 97% dan termasuk kerabat dekat manusia.


Ciri-ciri Tubuh:

* Orangutan Sumatera (Pongo abelli) memiliki ciri fisik badan yang lebih besar, berwarna gelap atau coklat kemerah-merahan, rambut jarang dan pendek, dan pada bayi terlihat ada bercak-bercak berwarna kemerahan atau kehijau-hijauan.
* Sedangkan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) ciri fisik badannya terlihat lebih kecil, berwarna terang atau oranye, dan tulang tangan lebih panjang.
* Secara umum, orangutan jantan memiliki cheekpad pada kedua pipinya dan ukuran tubuhnya dua kali lebih besar dari betina, dengan berat tubuh di alam berkisar antara 50-90 kg.

Orangutan Sumatra
Orangutan Kalimantan

Habitat orangutan adalah di hutan hujan tropik dataran rendah, hutan berawa atau hutan perbukitan pada ketinggian 1500 m dpl. Kini, mereka hanya bisa ditemukan di hutan tersisa di Kalimantan maupun Sumatera (90%), sementara 10% -nya di hutan tersisa Malaysia (Sabah dan Sarawak). Orangutan juga bersarang di atas pohon-pohon tinggi dan lebih banyak menghabiskan kegiatan kesehariannya juga dari atas pohon yang satu ke pohon lainnya.


Orangutan termasuk hewan pelahap buah-buahan (frugivora ). Mereka juga memakan daun, bunga dan kambium. Juga rayap dan semut guna mendapatkan protein. Sedangkan untuk mendapatkan kandungan mineral, kadang mereka memakan tanah.

Kebiasaannya memakan buah yang telah masak ataupun mentah di hutan rimba habitatnya serta kebiasaannya dalam menjelajah dari satu pohon ke pohon lainnya, sangat berperan dalam regenerasi tumbuhan-tumbuhan hutan. Orangutan memakan daging dan biji-bijian buah. Kadang biji-biji buah yang tidak dimakannya tersemburkan begitu saja ke tanah. Bahkan biji-biji yang termakan terkadang masih utuh dalam kotorannya, sehingga bisa tumbuh lagi sebagai tumbuhan baru dalam meregenerasi pohon hutan yang telah tua dan mati. Orangutan juga sering makan sambil jalan ketika menjelajah dari dahan pohon satu ke pohon lainnya. Kadang biji buahnya disemburkan begitu saja jauh dari pohon induknya. Sehingga memperbesar sebaran bibit pohon tersebut tumbuh di mana saja di sepanjang area jelajah yang dilaluinya. Selain itu dengan bergerak menjelajah, orangutan biasanya akan melintasi bagian kanopi hutan, dengan membengkokkan/mematahkan banyak ranting, akan membantu tumbuhan yang berada dibawahnya mendapatkan sinar matahari yang sangat dibutuhkan untuk proses fotosintesa.

Rusak dan berkurangnya hutan hujan tropis adalah penyebab utama hilangnya habitat utama mereka yang berakibat berkurangnya jumlah mereka secara drastis, menurut WWF, jumlah mereka seratus tahun yang lalu berjumlah 230.000 di seluruh dunia, namun sekarang jumlah populasi mereka hanya 48.000 ekor.

Perburuan dan penjualan ilegal juga membuat populasi mereka semakin terancam, biasanya mereka dijadikan hewan peliharaan karena memang mereka itu hewan yang yang lucu dan bersahabat.

Mudah-mudahan anak cucu kita masih bisa melihat hewan lucu kebanggaan Indonesia ini di masa depan


PLTSa- Teknologi Merubah Sampah Menjadi Listrik

Sampah memang menjadi masalah di kota besar di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Sering terjadi konflik antara pemerintah dengan warga masyarakat yang lokasinya menjadi tempat pembuangan akhir (TPA). Di negara negara maju seperti Denmark, Swis, Amerika dan Prancis. Mereka telah memaksimalkan proses pengolahan sampah. Tidak hanya mengatasi bau busuk saja tapi sudah merobah sampah - sampah ini menjadi energi listrik. Khusus di Denmark 54 % sampah di robah menjadi energi listrik.

Pada dasarnya ada dua alternatif proses pengolahan sampah menjadi energi, yaitu proses biologis yang menghasilkan gas-bio dan proses thermal yang menghasilkan panas. Perbedaan mendasar di antara keduanya ialah proses biologis menghasilkan gas-bio yang kemudian dibakar untuk menghasilkan tenaga yang akan menggerakkan motor yang dihubungkan dengan generator listrik sedangkan proses thermal menghasilkan panas yang dapat digunakan untuk membangkitkan steam yang kemudian digunakan untuk menggerakkan turbin uap yang dihubungkan dengan generator listrik.

Proses Konversi Thermal


Proses konversi thermal dapat dicapai melalui beberapa cara, yaitu insinerasi, pirolisa, dan gasifikasi. Insinerasi pada dasarnya ialah proses oksidasi bahan-bahan organik menjadi bahan anorganik. Prosesnya sendiri merupakan reaksi oksidasi cepat antara bahan organik dengan oksigen. Apabila berlangsung secara sempurna, kandungan bahan organik (H dan C) dalam sampah akan dikonversi menjadi gas karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Unsur-unsur penyusun sampah lainnya seperti belerang (S) dan nitrogen (N) akan dioksidasi menjadi oksida-oksida dalam fasa gas (SOx, NOx) yang terbawa di gas produk. Beberapa contoh insinerator ialah open burning, single chamber, open pit, multiple chamber, starved air unit, rotary kiln, dan fluidized bed incinerator.



Pirolisa merupakan proses konversi bahan organik padat melalui pemanasan tanpa kehadiran oksigen. Dengan adanya proses pemanasan dengan temperatur tinggi, molekul-molekul organik yang berukuran besar akan terurai menjadi molekul organik yang kecil dan lebih sederhana. Hasil pirolisa dapat berupa tar, larutan asam asetat, methanol, padatan char, dan produk gas.
Gasifikasi merupakan proses konversi termokimia padatan organik menjadi gas. Gasifikasi melibatkan proses perengkahan dan pembakaran tidak sempurna pada temperatur yang relatif tinggi (sekitar 900-1100 C). Seperti halnya pirolisa, proses gasifikasi menghasilkan gas yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 4000 kJ/Nm3.

Pembangkit listrik tenaga sampah yang banyak digunakan saat ini menggunakan proses insenerasi. Sampah dibongkar dari truk pengakut sampah dan diumpankan ke inserator. Didalam inserator sampah dibakar. Panas yang dihasilkan dari hasil pembakaran digunakan untuk merubah air menjadi uap bertekanan tinggi. Uap dari boiler langsung ke turbin. Sisa pembakaran seperti debu diproses lebih lanjut agar tidak mencemari lingkungan (truk mengangkut sisa proses pembakaran). Teknologi pengolahan sampah ini memang lebih menguntungkan dari pembangkit listrik lainnya. Sebagai ilustrasi : 100.000 ton sampah sebanding dengan 10.000 ton batu bara. Selain mengatasi masalah polusi bisa juga untuk menghasilkan energi berbahan bahan bakar gratis juga bisa menghemat devisa.


Proses Konversi Biologis 


Proses konversi biologis dapat dicapai dengan cara digestion secara anaerobik (biogas) atau tanah urug (landfill). Biogas adalah teknologi konversi biomassa (sampah) menjadi gas dengan bantuan mikroba anaerob. Proses biogas menghasilkan gas yang kaya akan methane dan slurry. Gas methane dapat digunakan untuk berbagai sistem pembangkitan energi sedangkan slurry dapat digunakan sebagai kompos. Produk dari digester tersebut berupa gas methane yang dapat dibakar dengan nilai kalor sekitar 6500 kJ/Nm3.


Landfill ialah pengelolaan sampah dengan cara menimbunnya di dalam tanah. Di dalam lahan landfill, limbah organik akan didekomposisi oleh mikroba dalam tanah menjadi senyawa-senyawa gas dan cair. Senyawa-senyawa ini berinteraksi dengan air yang dikandung oleh limbah dan air hujan yang masuk ke dalam tanah dan membentuk bahan cair yang disebut lindi (leachate). Jika landfill tidak didesain dengan baik, leachate akan mencemari tanah dan masuk ke dalam badan-badan air di dalam tanah. Karena itu, tanah di landfill harus mempunya permeabilitas yang rendah. Aktifias mikroba dalam landfill menghasilkan gas CH4 dan CO2 (pada tahap awal – proses aerobik) dan menghasilkan gas methane (pada proses anaerobiknya). Gas landfill tersebut mempunyai nilai kalor sekitar 450-540 Btu/scf. Sistem pengambilan gas hasil biasanya terdiri dari sejumlah sumur-sumur dalam pipa-pipa yang dipasang lateral dan dihubungkan dengan pompa vakum sentral. Selain itu terdapat juga sistem pengambilan gas dengan pompa desentralisasi.

Earth Hour, Upaya Paling Sederhana Untuk Menyelamatkan Bumi


Logo Earth Hour awalnya hanya menggunakan angka 60 saja bermotif Planet Bumi untuk melambangkan 60 menit waktu yang digunakan saat Earth Hour. Namun, sejak 2011, logo tersebut mendapat tambahan tanda + (plus) di belakang angka 60. Tanda plus tersebut merepresentasikan tujuan Earth Hour yang mendorong publik untuk melakukan aksi lanjutan setelah satu jam mematikan lampu berakhir. 


WWF berharap kegiatan efisiensi energi yang dilakukan semua partisipan Earth Hour tidak berhenti di satu jam saja, tapi bisa terus berlanjut menjadi gaya hidup plus aksi ramah lingkungan lainnya yang diterapkan setiap hari. Setelah satu jam, jadikan gaya hidup!




Earth Hour digelar di hari Sabtu supaya tidak menggangu aktivitas rekan-rekan yang masih bekerja hingga larut malam di hari kerja (Senin-Jumat). Selain karena alasan produktivitas kaum pekerja, alasan kenyamanan pun menjadi pertimbangan.


Hari Sabtu adalah hari libur yang umumnya digunakan juga oleh anggota keluarga untuk berkumpul bersama di rumah. Tim kampanye Earth Hour berharap setiap anggota keluarga, siapapun mereka, berapapun usianya bisa berpartisipasi mengambil langkah simpel untuk menyelamatkan bumi sekaligus mempererat kebersamaan mereka. 


Akhir Maret dipilih sebagai waktu penyelenggaraan Earth Hour karena saat itu, mayoritas negara di seluruh belahan dunia sedang mengalami pergantian musim sehingga suhunya pun cukup nyaman bagi penduduk bumi jika pendingin maupun pemanas ruangan dimatikan saat Earth Hour.


Selain itu, di akhir Maret, rata-rata semua belahan dunia sudah cukup gelap sekitar jam 20.30 – 21.30 sehingga efek Earth Hour akan sangat terasa. Lain hallnya jika dilakukan di pertengahan tahun dimana negara-negara tertentu masih terang hingga jam delapan malam.


Di Indonesia, Earth Hour akan di adakan di Jakarta. Selain karena statusnya sebagai ibu kota dengan beberapa bangunan ikonik yang dapat dipadamkan, Jakarta juga merupakan konsumen listrik terbesar di Indonesia. Berdasarkan data konsumsi listrik tahun 2008,total 23% konsumsi listrik Indonesia terfokus di DKI Jakarta dan Tangerang. Itu untuk skala kota. Lain halnya jika melakukan perbandingan antar pulau, maka wilayah Jawa-Bali adalah konsumen listrik terbesar di Indonesia. Sebesar 78% konsumsi listrik negara terpusat di kedua pulau ini.


Mayoritas energi listrik yang kita nikmati masih dihasilkan dari pembakaran sumber daya yang tidak terbarukan (minyak bumi dan batu bara). Padahal, kita tahu bahwa ketersediaan bahan bakar tersebut semakin menipis dan dampak pembakarannya pun menghasilkan emisi yang mempercepat laju pemanasan global.


Untuk menghindari kerugian yang lebih luas akibat pemanasan global, ada dua cara yang bisa kita lakukan, yaitu efisiensi energi dan konversi energi ke sumber-sumber terbarukan. Earth Hour merupakan salah satu wujud efisiensi energi yang bisa dilakukan semua orang secara sederhana.


Bayangkan, kalau 10% warga Jakarta saja melakukan penghematan listrik saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa bermanfaat memenuhi kebutuhan listrik di 900 desa dan menyediakan oksigen bagi 534 orang.


Kalau selama ini kita yang menghirup napas di bumi, bisa dibilang Earth Hour adalah momen yang kita berikan kepada bumi untuk bernapas sejenak dari tekanan-tekanan yang kita hasilkan. Hal kecil, jika dilakukan bersama-sama, akan besar manfaatnya.



Cara Pengelolaan Sampah Obat

Kita sudah membeli dan mengkonsumsi obat secara bijaksana, tetapi tetap saja ada obat-obatan yang akhirnya tidak terpakai. Lalu apakah obat tersebut boleh dibuang begitu saja?

Mungkin kita belum menyadari bahwa membuang obat ke lingkungan begitu saja ternyata berbahaya, seperti halnya membuang racun. Ada obat-obat tertentu yang akan terurai menjadi racun, yang berbahaya tidak hanya bagi flora dan fauna, namun juga bagi manusia.

Beberapa jenis obat seperti antibiotik, antiseptik, antivirus, antijamur, anticacing, dll, jika sampai ke tanah, akan menyebabkan ketidakseimbangan flora dan fauna mikro di dalam tanah, karena dapat membunuh mikroorganisme normal.

Selain itu, obat-obatan bekas yang dibuang akan mencemari air tanah. Atau yang dibuang ke saluran air akhirnya mengalir ke laut, mencemari ikan dan mahluk laut lainnya yang pada akhirnya masuk ke dalam perut kita.

Lalu, apa yang bisa kita lakukan untuk obat-obatan yang sudah tdk bisa dikonsumsi?

  • Yang terpenting, jangan membuang obat begitu saja ke tempat sampah, karena dapat dijual kembali oleh pihak tak bertanggung jawab dan tentunya sangat berbahaya bagi kesehatan orang lain.
  • Untuk vitamin dan mineral, bisa dipakai sebagai pupuk. Caranya, bila berbentuk kapsul, isi kapsul dikeluarkan. Jika berbentuk tablet, dihancurkan terlebih dahulu. Kemudian taburkan bubuk obat tersebut ke tanaman.
  • Untuk vitamin dan mineral cair, bisa langsung dituangkan ke tanaman.
  • Kumpulkan obat-obatan yang sudah tak terpakai. Setelah agak banyak, titipkan ke apotik, rumah sakit, atau pabrik obat. Pihak-pihak tersebut biasanya melakukan pemusnahan rutin terhadap stok obat yang sudah kadaluarsa.
  • Kalau jumlah tablet/kapsul yang sudah kadaluarsa terdapat dalam jumlah sangat besar, dapat juga dititipkan di pabrik semen, untuk dijadikan campuran semen.
  • Jangan lupa untuk membuang terlebih dahulu kemasan obat. Misalnya stiker pada botol disobek, kotak kemasan digunting. Hal ini untuk mencegah pemalsuan obat, karena bisa saja botol berstiker obat diambil pemulung dan selanjutnya diisi obat palsu
  • Sisa obat yang tidak akan digunakan lagi tetapi belum kadaluarsa, dapat diserahkan pada yayasan amal yang mengadakan pengobatan gratis. Kondisi obat sebaiknya masih bagus. Artinya obat-obatan tersebut masih dalam wadahnya (strip, blister, ataupun botol) yang belum dibuka.
Source:
http://google.com
Gambar:
http://pkmjumo.wordpress.com

Topik Lainnya: lingkungankesehatanobat sains

Konsep Green City Perlu Dikembangkan di Indonesia

Pertumbuhan kota yang cepat terjadi di negara-negara berkembang, salah satunya di Indonesia. Kota-kota besar di Indonesia seperti di Jakarta, Surabaya, Bandung, Makassar mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Perkembangan tersebut salah satunya dipengaruhi oleh pertumbuhan penduduk yang pesat pula, dan urbanisasi menjadi salah satu sebabnya. Peningkatan jumlah penduduk akan mengakibatkan kebutuhan lahan meningkat.
Pertumbuhan kota yang demikian tentu akan mengakibatkan degradasi lingkungan. Persebaran lahan terbangun yang sangat luas mengakibatkan inefisiensi jaringan transportasi yang berdampak pada meningkatnya polusi udara perkotaan, selain itu juga menimbulkan costly dan pemborosan. Lihat saja Jakarta yang merupakan ibukota Indonesia, kota tersebut sudah mengalami perkembangan yang terlalu besat sehingga mengalami “overload”, menjadikan kota tersebut sebagai kota yang tidak layak untuk ditinggali. Bahkan sempat muncul isu tentang pemindahan ibukota akibat ketidaklayakannya. Belum lagi kota-kota besar lain yang mulai berkembang seperti Surabaya, Bandung, dll.

Berdasarkan keadaan itu, dalam melakukan perencanaan kota dibutuhkan pendekatan konsep perencanaan yang berkelanjutan. Ada beberapa konsep pengembangan kota yang berkelanjutan, salah satunya adalah konsep Green City yang selaras dengan alam.

Green City dikenal sebagai kota ekologis. Kota yang secara ekologis juga dapat dikatakan kota yang sehat. Artinya adanya keseimbangan antara pembangunan dan perkembangan kota dengan kelestarian lingkungan. Kota sehat juga merupakan suatu kondisi dari suatu kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat untuk dihuni penduduknya dengan mengoptimalkan potensi sosial ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan forum masyarakat, difasilitasi oleh sektor terkait dan sinkron dengan perencanaan kota. Untuk dapat mewujudkannya, diperlukan usaha dari setiap individu anggota masyarakat dan semua pihak terkait (stakeholders).

Konsep ini sesuai dengan pendekatan-pendekatan yang disampaikan Hill, Ebenezer Howard, Pattrick Geddes, Alexander, Lewis Mumford, dan Ian McHarg. Implikasi dari pendekatan-pendekatan yang disampaikan diatas adalah menghindari pembangunan kawasan yang tidak terbangun. Hal ini menekankan pada kebutuhan terhadap rencana pengembangan kota dan kota-kota baru yang memperhatikan kondisi ekologis lokal dan meminimalkan dampak merugikan dari pengembangan kota, selanjutnya juga memastikan pengembangan kota yang dengan sendirinya menciptakan aset alami lokal.



Kriteria konsep Green City:
1. Pembangunan kota harus sesuai peraturan UU yang berlaku, seperti UU 24/2007: Penanggulangan Bencana (Kota hijau harus menjadi kota waspada bencana), UU 26/2007: Penataan Ruang, UU 32/2009: Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dll.

2. Konsep Zero Waste (Pengolahan sampah terpadu, tidak ada yang terbuang).

3. Konsep Zero Run-off (Semua air harus bisa diresapkan kembali ke dalam tanah, konsep ekodrainase).

4. Infrastruktur Hijau (tersedia jalur pejalan kaki dan jalur sepeda).

5. Transportasi Hijau (penggunaan transportasi massal, ramah lingkungan berbahan bakar terbarukan, mendorong penggunaan transportasi bukan kendaraan bermotor - berjalan kaki, bersepeda, delman/dokar/andong, becak.

6. Ruang Terbuka Hijau seluas 30% dari luas kota (RTH Publik 20%, RTH Privat 10%) 

7. Bangunan Hijau

8. Partisispasi Masyarakat (Komunitas Hijau)



Kota-kota besar di Indonesia perlu secara cermat mengatasi persoalan ledakan penduduk perkotaan akibat urbanisasi yang brutal, tidak tertahankan, apabila kita berharap bahwa kota-kota tersebut dapat menjadi layak huni di masa mendatang. Salah satunya adalah dengan pengendalian jumlah penduduk dan redistribusinya, serta peningkatan kualitas pelayanan publik.

Dengan konsep Green City krisis perkotaan dapat kita hindari, sebagaimana yang terjadi di kota-kota besar dan metropolitan yang telah mengalami obesitas perkotaan, apabila kita mampu menangani perkembangan kota-kota kecil dan menengah secara baik, antara lain dengan penyediaan ruang terbuka hijau, pengembangan jalur sepeda dan pedestrian, pengembangan kota kompak, dan pengendalian penjalaran kawasan pinggiran.



Terdapat beberapa pendekatan Green City yang dapat diterapkan dalam manajemen pengembangan kota. Pertama adalah Smart Green City Planning. Pendekatan ini terdiri atas 5 konsep utama yaitu konsep kawasan berkeseimbangan ekologis yang bisa dilakukan dengan upaya penyeimbangan air, CO2, dan energi. Pendekatan kedua adalah konsep desa ekologis yang terdiri atas penentuan letak kawasan, arsitektur, dan transportasi dengan contoh penerapan antara lain: kesesuaian dengan topografi, koridor angin, sirkulasi air untuk mengontrol klimat mikro, efisiensi bahan bakar, serta transportasi umum. Ketiga, konsep kawasan perumahan berkoridor angin (wind corridor housing complex), dengan strategi pengurangan dampak pemanasan. Caranya, dengan pembangunan ruang terbuka hijau, pengontrolan sirkulasi udara, serta menciptakan kota hijau. Keempat, konsep kawasan pensirkulasian air (water circulating complex). Strategi yang dilakukan adalah daur ulang air hujan untuk menjadi air baku. Kelima, konsep taman tadah hujan (rain garden).

Pendekatan kedua adalah Konsep CPULS (Continous Productive Urban LandscapeS. Konsep penghijauan kota ini merupakan pengembangan landscape yang menerus dalam hubungan urban dan rural serta merupakan landscape productive.

Pendekatan terakhir adalah Integrated Tropical City. Konsep ini cocok untuk kota yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Konsep intinya adalah memiliki perhatian khusus pada aspek iklim, seperti perlindungan terhadap cuaca, penghutanan kota dengan memperbanyak vegetasi untuk mengurangi Urban Heat Island. Bukan hal yang tidak mungkin apabila Indonesia menerapkannya seperti kota-kota berkonsep khusus lainnya (Abu Dhabi dengan Urban Utopia nya atau Tianjin dengan Eco-city nya), mengingat Indonesia yang beriklim tropis.





Kelebihan dari konsep Green City adalah dapat memenuhi kebutuhan keberadaan Ruang Terbuka Hijau (RTH) di suatu kawasan, sehingga dapat mengurangi bahkan memecahkan masalah lingkungan, bencana alam, polusi udara rendah, bebas banjir, rendah kebisingan dan permasalahan lingkugan lainnya.

Namun disamping kelebihannya, konsep ini memiliki kelemahan juga. Penerapannya pada masing-masing kawasan tidak dapat disamaratakan karena tiap-tiap daerah memerlukan kajian tersendiri. Setidaknya harus diketahui tentang karakteristik lokal, iklim makro, dan sebagainya. Misalnya, daerah pegunungan RTH difungsikan untuk menahan longsor dan erosi, di pantai untuk menghindari gelombang pasang, tsunami, di kota besar untuk menekan polusi udara, serta di perumahan, difungsikan meredam kebisingan. Jadi RTH di masing-masing kota memiliki fungsi ekologis yang berbeda. Disamping itu, penerapannya saat ini kebanyakan pelaksanaan penghijauannya tidak terkonseptual, sehingga menimbulkan citra penghijauan asal jadi tanpa melihat siapa yang dapat mengambil manfaat positif dari penghijauan.



Source:
http://kask.us/12471569
http://www.google.com
http://bytelib.com


Topik Lainnya: lingkunganpendidikansainsteknologi

10 Cara Menjaga Lingkungan Hidup Kita

10 Cara Menjaga Lingkungan Hidup Kita

Di bawah ini 10 tips menjaga lingkungan kita:

1. Ganti bolam lampu dengan CFL
Banyak dari kita tahu bahwa lampu neon kecil (compact flouresecent light bulb/CFL) merupakan lampu hemat energi yang umurnya lebih lama dari bolam lampu biasa, juga hanya memerlukan paling banyak seperempat energi yang dibutuhkan bolam lampu biasa untuk menghasilkan cahaya yang sama terang.
Beberapa produk CFL seringkali menyertakan label ENERGY STAR yang artinya telah diuji kualitas dan efisiensinya. Memang produk yang memiliki label ini biasanya lebih mahal daripada produk yang tidak memilikinya. Namun jangan salah, peralatan listrik yang kita beli harganya tidak ditentukan hanya dari harga pembelian, namun juga harga perawatan yang paling tidak terdiri dari biaya pemakaian listrik untuk peralatan tersebut. Jadi meskipun produk CFL berlabel ENERGY STAR harga belinya lebih mahal, namun sebenarnya kita menghemat biaya penggunaan dalam jangka panjang karena daya listrik yang dipakai produk berlabel ENERGY STAR jauh lebih kecil dan umur pakainya panjang.
Tidak hanya itu, bolam lampu biasa yang menggunakan kawat atau logam yang berpijar sebagai sumber cahaya juga menghasilkan karbon dioksida (CO2) saat pengoperasian.
Lalu untuk menghemat penggunaan listrik, hal sederhana yang bisa kita lakukan adalah memadamkan lampu yang tidak dibutuhkan, atau mengurangi penerangan dari lampu apabila cahaya matahari bisa masuk ke dalam ruangan dan bisa cukup menerangi ruangan.

2. Mengubah cara berkendara atau menggunakan kendaraan yang lain
Berita buruknya sebuah mobil bisa menghasilkan karbon dioksida paling tidak sebanyak yang dihasilkan oleh penghuni seisi rumah Anda dan karbon dioksida yang berlebihan merupakan salah satu penyebab terjadinya pemanasan global. Berita baiknya, kita bisa mengantisipasi hal ini dengan berbagai cara.
Cara pertama adalah dengan menggunakan kendaraan yang menggunakan bahan bakar gas. Kendaraan dengan bahan bakar gas lebih aman bagi lingkungan, namun untuk saat ini harganya lebih mahal dari kendaraan dengan bahan bakar minyak.
Cara kedua adalah dengan mengurangi berkendara. Ini hal yang cukup susah dilakukan. Karena pengendara biasanya memiliki kecenderungan untuk mengendara lebih jauh lagi ditahun berikutnya. Hal ini bisa diantisipasi dengan telecommuting (bekerja dari rumah menggunakan komputer yang terhubung dengan komputer tempat Anda bekerja) atau dengan mempergunakan angkutan umum. Dua hal ini cukup susah dilakukan di Indonesia, karena kedua sarana ini masih kurang memadai.
Cara ketiga adalah lakukan tune-up pada kendaraan Anda. Percaya atau tidak, tune-up bisa meningkatkan efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan Anda sampai dengan separuhnya.
Cara keempat adalah jangan ngebut. Ngebut memang cepat, tapi bahan bakar yang terpakai juga lebih banyak. Akibatnya karbon dioksida yang dihasilkan juga lebih banyak.

3. Atur suhu ruangan
Salah satu penggunaan energi listrik yang besar adalah untuk perlengkapan pendingin ruangan (Air Conditioner/AC). Penggantian AC lama bisa jadi salah satu alternatif, karena AC lama memiliki efisiensi yang lebih rendah sampai sepertiga dari efisiensi AC jenis baru. Lalu jangan lupa untuk membersihkan ventiasi dan filter dari AC, karena filter dan ventilasi yang kotor bisa mengurangi efisiensi AC secara dramatis.
Cara berikutnya adalah dengan mengatur suhu yang sesuai, tidak terlalu dingin. Karena pengaturan suhu yang terlalu dingin membutuhkan energi listrik yang lebih besar. Pengaturan suhu bisa dilakukan dengan memasang programmable thermostat.

4. Kalahkan kulkasmu
Percaya atau tidak kulkas bisa menjadi pelahap energi terbesar dirumahmu apabila dioperasikan dengan tidak benar. Untuk mencegah terjadinya hal itu, ada beberapa hal yang bisa dilakukan.
Jangan mengoperasikan kulkas didekat sumber panas, atau meletakkannya dibawah sinar matahari. Jangan lupa bersihkan kondensor kulkas untuk meningkatkan efisiensi kulkas. Jangan lupa tutup pintu kulkas. Jangan mengatur suhu kulkas terlalu dingin, secukupnya saja. Lalu jika ada tombol “Energy Saver”, jangan lupa diaktifkan. Namun jika kulkas Anda sudah tua, mungkin Anda bisa mempertimbangkan penggantian kulkas dengan kulkas baru, karena bisa meningkatkan efisiensi kulkas sampai 50%.

5. Kurangi penggunaan pemanas air
Pemanas air merupakan salah satu pengguna energi listrik yang besar. Untuk menggunakan pemanas air dengan efisien lakukan hal berikut. Jangan menyalakan pemanas air sepanjang waktu, nyalakan hanya pada saat dibutuhkan saja, pergunakan timer jika perlu. Perlengkapi pipa air panas dengan isolator untuk menjaga air tetap panas selama didalam pipa.

6. Atur tanaman
Menanam banyak pohon hanya baik untuk jangka pendek karena terlalu banyak pohon juga menghasilkan karbon dioksida. Tapi ada alasan lain yang bisa dipakai, misal untuk mengurangi biaya pendinginan dengan menutup perangkat pendingin atau ruangan tertentu dari panas sinar matahari langsung.
Untuk pemilihan tanaman, sebaiknya gunakan yang hanya membutuhkan sedikit air. Pilih tanaman keras. Jika menggunakan tanaman yang butuh banyak air, tempatkan secara bergerombol untuk menghemat pemakaian air dan mengatur kelembaban disekitar tanaman.

7. Investasi untuk energi hijau
Satu saat nanti tambang-tambang minyak bisa habis. Lalu bagaimana solusi untuk sumber energi yang baru. Sampai saat ini sumber daya yang cukup layak dipertimbangkan adalah sumber energi nuklir dan gas. Sumber energi nuklir menghasilkan radioaktif yang memiliki efek negatif untuk jangka panjangnya. Sedangkan energi gas memang bisa diperbaharui, namun energi yang dihasilkan relatif kecil. Jadi mungkin sumber energi gas bisa dipergunakan sebagai peralihan sebelum ditemukannya sumber energi baru yang lebih baik. Jadi mengapa Kita tidak melakukan investasi untuk penemuan energi baru ini.

8. Berpikir organik
Pestisida yang dipergunakan diperkebunan memang dipergunakan untuk membunuh hama tanaman, namun yang mati bukan hanya hama, tapi juga mikro oranisme yang ada ditanah yang berfungsi mengikat unsur karbon untuk menyuburkan tanah. Jadi setelah mikro organisme mati, karbon terlepas ke udara sebagai carbon dioksida, dan tanah menjadi perlu pupuk tambahan untuk penyubur. Jadi lebih baik tidak menggunakan pestisida kimiawi untuk mengusir hama, mungkin dipikirkan untuk menggunakan cara lain untuk mengusir hama misalnya dengan menggunakan predator dari hama tersebut.

9. Menggunakan barang daur ulang
Memproduksi barang daur ulang lebih mudah daripada memproduksi barang baru. Jadi apabila Kita menggunakan barang daur ulang, kita bisa meningkatkan perdagangan sekaligus juga meminimalkan penggunaan energi. Tidak hanya itu, barang daur ulang biasanya juga lebih murah dari barang baru, bisa sampai sepertiganya.

10. Jadi seorang minimalis
Ini hal yang tidak mudah. Disaat pola konsumtif semakin memasyarakat, susah bagi Kita untuk melakukan penghematan. Tapi perlu diingat, semakin banyak barang yang kita beli, semakin banyak pula energi yang dipergunakan untuk membuat barang tersebut. Jadi untuk menghemat energi, lebih baik kita berhemat. Lebih baik kreatif dalam kerja, permainan, dan hiburan, karena untuk bisa melakukan semuanya itu tidak harus mempergunakan barang-barang baru, barang-barang lama bisa dipergunakan lagi dalam cara yang kreatif.


Source

Kategori Lainnya: lingkungan pendidikansainsteknologi


Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
10 Cara Menjaga Lingkungan Hidup KitaPLTSa- Teknologi Merubah Sampah Menjadi ListrikKonsep Green City Perlu Dikembangkan di IndonesiaBahaya Plastik KemasanCara Pengelolaan Sampah ObatKode di Bawah Kemasan PlastikKehidupan Laut di Ambang Kepunahan MassalOrangutan, Primata Endemik Indonesia Yang Terancam PunahPesawat Boeing 777-200 Terbang Dengan Minyak Jelantah dari Amsterdam Ke Rio de JanerioGreenland & Antartika Mencair Melaju CepatHUJAN ASAM, Apakah itu?Alat Sederhana Merubah Sampah Plastik Menjadi Minyak MentahKecoa Bisa Jadi Tanda Lingkungan BersihApakah Pengaruh Turunnya Aktvitas Matahari pada Bumi?Cahaya Lampu Kota Dapat Mencemari Udara?Yellowstone, Taman Nasional Pertama di Dunia

Kode di Bawah Kemasan Plastik

Kode di bawah kemasan plastik adalah angka (dan huruf) dalam lingkaran segitiga (logo daur ulang), yang biasanya tercantum di bagian bawah kemasan.

Masyarakat Indonesia mempunyai kebiasaan mengisi ulang botol plastik. Padahal, tidak semua botol plastik bisa digunakan kembali. Kode di bawah botol plastik menunjukkan boleh tidaknya botol (maupun wadah) plastik tersebut dipakai kembali. Kemasan plastik yang seharusnya hanya sekali pakai namun dipakai berulang-ulang bisa menyebabkan iritasi kulit, gangguan hormon, gangguan saluran pernafasan, dan kanker.

Kode-kode yang menandakan bahan pembuatan kemasan plastik tersebut dikeluarkan oleh The Society of Plastic Industry pada 1998 di Amerika Serikat dan kemudian diadopsi oleh lembaga-lembaga pengembangan sistem kode, seperti International Organization for Standarization (ISO). Tujuan pemberian kode ini adalah untuk memudahkan konsumen mengenali keamanan dan bahaya kemasan plastik.

Kode angka ini terbagi menjadi 7 kode angka.


Angka 1 [PET / PETE]

Kode ini disertai tulisan PET/PETE (polyethylene terephthalete). Kemasan dengan angka ini berarti mengandung 30% PET. Plastik jenis ini berwarna jernih, transparan, dan banyak dipakai untuk botol air mineral, jus, dan hampir semua botol minuman ringan lain.

Kemasan berkode 1 direkomendasikan hanya sekali pakai. Desain leher botol yang sempit membuatnya sulit dibersihkan. Lama kelamaan, bakteri dari tangan dan mulut bisa berkembang di botol. Bahan ini pun bila sering dipakai, apalagi untuk menyimpan air hangat atau panas, akan membuat lapisan polimer pada botol meleleh dan mengeluarkan zat karsinogenik (penyebab kanker) dalam jangka panjang.

Pembuatan PET menggunakan antimoni trioksida, yang dalam dosis rendah dapat menyebabkan sakit kepala dan depresi. Dalam dosis besar, bisa mematikan. Uni Eropa menetapkan batas aman antimoni dalam air mineral adalah 5 mikrogram/liter. Namun, belum ada batas untuk produk makanan. Di atas batas aman ini, antimoni bisa menyebabkan mual dan muntah.


Angka 2 [HDPE]

Kode angka 2 biasanya disertai tulisan HDPE (high density polyethylene). Kemasan plastik ini memiliki bahan yang lebih kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Biasanya dipakai untuk kemasan susu, galon air minum, kursi lipat, dan lain-lain. HDPE merupakan salah satu bahan plastik yang aman digunakan karena kandungan plastiknya mampu mencegah reaksi kimia antara kemasan plastik dengan makanan atau minuman yang dikemasnya.

Seperti halnya PET, HDPE juga direkomendasikan sekali pakai. PET dan HDPE dibuat dengan menggunakan senyawa antimoni trioksida yang mudah masuk ke tubuh. Kontaminasi senyawa ini dalam jangka panjang akan menyebabkan iritasi kulit dan gangguan saluran pernapasan. Bagi wanita, senyawa ini bisa meningkatkan masalah menstruasi dan keguguran.


Angka 3 [V]

Kode ini disertai huruf V (vinyl), atau PVC (polyvinyl chloride). Jenis ini adalah jenis yang paling sulit didaur ulang. Bahan ini biasa digunakan pada pembungkus dan beberapa botol minuman. Jenis ini berbahaya untuk kesehatan karena mengandung DEHA (di-2-etil-heksiladipat) yang dapat bereaksi dengan makanan saat bersentuhan langsung. DEHA bisa lumer pada suhu 15˚ Celcius.

Reaksi antara PVC dengan makanan yang dikemasnya berbahaya bagi ginjal, hati, dan menyebabkan penurunan berat badan.


Angka 4 [LDPE]

Kode angka 4 tertera bersama tulisan LDPE (low density polyethylene). Bahan ini kuat, sedikit tembus cahaya, dan fleksibel dengan permukaan agak berlemak. Bahan ini terbuat dari minyak bumi dan biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek.

Pada suhu di bawah 60˚ Celcius, plastik ini sangat resisten terhadap senyawa kimia. Bahan ini memiliki daya proteksi yang baik terhadap uap air, namun kurang baik terhadap gas lain seperti oksigen. Plastik ini sulit dihancurkan namun dapat didaur ulang. LDPE baik untuk tempat makanan karena sulit bereaksi secara kimia dengan makanan yang dikemasnya.


Angka 5 [PP]

Tulisan PP (polypropylene) tertera bersama kode ini. Plastik ini kuat, transparan namun tidak jernih, berawan, ringan, berdaya tembus uap rendah, memiliki ketahanan yang baik terhadap lemak, stabil terhadap suhu tinggi dan agak mengkilap.

PP adalah bahan terbaik dan aman, terutama untuk tempat makanan dan minuman.


Angka 6 [PS]

Angka 6 ditemani tulisan PS [polystyrene]. PS biasa dipakai sebagai bahan tempat makan styrofoam dan tempat minum sekali pakai. Polystyrene merupakan polimer aromatik yang bisa mengeluarkan bahan styrene ketika makanan bersentuhan dengan wadah. Selain dari tempat makanan, styrene juga didapatkan dari asap rokok, asap kendaraan dan bahan konstruksi gedung.

Bahan ini berbahaya bagi otak, mengganggu hormon estrogen pada wanita yang berbahaya bagi reproduksi, pertumbuhan, dan sistem syaraf. Bahan plastik ini pun sulit didaur ulang karena memerlukan proses yang sangat lama. Banyak negara bagian Amerika Serikat dan China sudah melarang pemakaian styrofoam untuk kemasan makanan.


Angka 7 [OTHER]

Kode angka 7 biasanya disertai tulisan OTHER. Jenis ini terbagi 4, yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), dan Nylon. OTHER biasanya digunakan untuk botol minuman olahraga, suku cadang mobil, alat rumah tangga, komputer, alat elektronik, plastik kemasan, botol susu bayi, gelas balita, botol minuman polikarbonat, dan kaleng kemasan.

PC tidak dianjurkan sebagai kemasan karena bahan utamanya, Bisphenol A, bisa keluar ke dalam makanan dan minuman. Bisphenol A bisa merusak sistem hormon, merusak kromosom pada ovarium, mengakibatkan penurunan produksi sperma, dan mengubah fungsi imunitas.

SAN dan ABS memiliki resistensi yang tinggi terhadap reaksi kimia dan suhu sehingga aman digunakan sebagai kemasan. SAN biasanya digunakan untuk mangkuk mikser, pembungkus termos, piring, alat makan, penyaring kopi, dan sikat gigi. Sedangkan ABS digunakan sebagai bahan mainan lego dan pipa.

Kehidupan Laut di Ambang Kepunahan Massal

Kehidupan di laut berada dalam risiko akan kepunahan massal terbesar dalam jutaaan tahun terakhir akibat berbagai ancaman yang ditimbulkan manusia. Ancaman tersebut antara lain adalah penangkapan ikan secara berlebihan, perubahan iklim, dan limbah yang mengalir ke laut.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh International Programme on the State of the Ocean (IPSO), kita mulai kehabisan waktu untuk mengatasi bahaya misalnya hancurnya kehidupan karang atau penyebaran “zona mati” atau kawasan rendah oksigen.

“Dalam satu generasi saja, kita kini menghadapi kehilangan sejumlah spesies bahkan seluruh ekosistem laut seperti terumbu karang,” sebut penelitian yang dilakukan oleh 27 pakar yang akan mempresentasikan hasil penelitian mereka di PBB.

Dalam laporannya, para peneliti menyebutkan, kecuali ada tindakan yang diambil saat ini juga, konsekuensi dari aktivitas manusia berisiko tinggi menyebabkan berbagai kombinasi efek dari perubahan iklim, eksploitasi berlebihan dan polusi. “Hilangnya habitat merupakan agenda pemusnahan massal yang segera terjadi di laut,” sebut laporan itu.

Dikutip dari News Daily, pada laporan itu para ilmuwan mencatat, dalam 600 juta tahun terakhir terdapat 5 kejadian pemusnahan massal di Bumi. Yang terakhir terjadi adalah ketika asteroid menghantam planet ini pada 65 juta tahun lalu dan menyebabkan musnahnya dinosaurus.

Sebelumnya, sekitar 250 juta tahun lalu, asteroid juga diperkirakan pernah menghantam dan menyebabkan pemusnahan massal terbesar yang pernah terjadi di Bumi.

“Temuan bahwa akan musnahnya kehidupan laut sangat mengejutkan,” kata Alex Rogers, Scientific Director IPSO yang menuliskan kesimpulan. Ikan merupakan sumber protein utama bagi seperlima populasi dunia dan laut mendaur oksigen serta membantu menyerap karbon dioksida, gas rumah kaca utama yang ditimbulkan oleh umat manusia.

Apakah Pengaruh Turunnya Aktvitas Matahari pada Bumi?

Pekan lalu, beberapa kelompok ilmuwan membuka kemungkinan bahwa perubahan iklim bisa hilang. Setidaknya untuk sementara. Argumen ini dibuat berdasarkan penelitian yang mereka lakukan terhadap aktivitas bintik Matahari.

Seperti diketahui, dari tiga penelitian yang berbeda, terlihat tanda-tanda bahwa jumlah bintik Matahari akan berkurang. Jika bintik berkurang, energi yang dipancarkan juga menurun. Akibatnya, panas terik Matahari akan reda di permukaan Bumi.

Temuan ini sontak memicu pendapat bahwa pemanasan global bukan lagi menjadi masalah yang akan kita hadapi.

Dikutip dari Good Environment, sejumlah peneliti berpendapat bahwa meski Matahari masuk ke periode istirahat, dan membuat panas yang ia pancarkan berkurang, kita masih tetap tidak bisa menghindari perubahan iklim.

Pada abad ke-17, saat Matahari masuk ke periode istirahat, suhu di planet Bumi memang menurun. Namun ketika itu, penurunan suhu Bumi bukan saja disebabkan oleh berkurangnya pancaran energi dari Matahari.

Pada periode yang sama, meski tidak ada hubungannya dengan aktivitas Matahari, di bumi terjadi pula aktivitas volkanik yang mengirimkan awan debu ke atmosfir, yang akhirnya ikut memblokir sinar Matahari.

Penurunan aktivitas surya yang diprediksi akan terjadi pada tahun 2012 itu tentu akan memberikan efek pada Bumi. Namun demikian, pendinginan akibat berkurangnya aktivitas bintik Matahari itu diprediksi tidak akan sampai 1 derajat Fahrenheit.

Padahal, untuk menjaga Bumi tetap aman, umat manusia perlu menjaga temperatur global agar tidak naik lebih dari 2 derajat.

Saat ini, para ilmuwan memprediksikan bahwa peningkatan temperatur akan mencapai 3, 5, atau bahkan 7 derajat hingga tahun 2100 mendatang. Meski Matahari mendingin, dampaknya tidak akan besar terhadap pemanasan global.

Bahaya Plastik Kemasan

Sejumlah penelitian mengungkap banyaknya makanan sekaligus kemasannya yang berbahaya bagi kesehatan. Terbaru, dilakukan peneliti asal Amerika Serikat, Adam J Spanier, yang menemukan dampak buruk zat kimia pada kemasan plastik makanan terhadap pernapasan bayi.

Seperti dilansir dari laman Daily Mail, penelitian itu menunjukkan bahwa ibu hamil dengan tingkat bisphenol A tinggi dalam tubuh memiliki risiko dua kali lebih besar memiliki bayi menderita masalah pernapasan dalam
enam bulan pertama. Bayi mereka berisiko mengalami kerusakan paru-paru, asma, bronkhitis, dan alergi.

Bisphenol A atau BPA biasa digunakan untuk mengeraskan plastik, dan menjadi salah satu zat kimia yang diproduksi massal. Zat kimia ini dapat dengan mudah ditemukan pada produk-produk seperti botol susu
bayi, tempat CD, makanan, dan kemasana makanan.

Zat kimia ini sangat mirip dengan hormon estrogen. Karenanya, banyak ilmuwan percaya bahwa zat ini dapat menggangu produksi hormon di dalam tubuh.

Meskipun beberapa percobaan pada hewan menunjukkan bahwa BPA aman bagi tubuh, penelitian lainnya mengatakan bahwa BPA dapat menyebabkan kanker payudara, kerusakan hati, obesitas, diabetes,
dan masalah kesuburan.

Dalam penelitiannya, Spanier melihat tingkat BPA pada 367 wanita hamil. Penelitian di Penn State College of Medicine ini mengukur tingkat zat kimia pada ibu hamil pada usia kandungan minggu ke-16 dan 26.

Mereka menemukan, 99 persen wanita tercemar bahan kimia di tubuh mereka. Mereka dengan kadar BPA tinggi pada minggu ke-16 memiliki risiko mendapatkan bayi dengan masalah pernapasan pada enam bulan
pertama, dua kali lebih besar dibandingkan wanita yang hanya memiliki kadar BPA rendah.

Namun, penelitian ini juga menemukan bahwa konsentrasi BPA yang tinggi pada minggu ke-26 dan pada saat kelahiran tidak berhubungan dengan kondisi tersebut.

Beberapa peneliti menganggap bahwa zat kimia yang dapat mengacaukan hormon tersebut lebih berbahaya pada masa awal kehamilan. Mereka juga menganjurkan bagi wanita usia subur untuk menghindari produk yang
mengandung BPA.

"Penelitian baru ini menambahkan alasan untuk mengurangi pemakaian zat kimia tersebut pada kemasan, terutama untuk wanita hamil," ujar Elizabeth Salter Green, directur Chemicals, Health and Environment
Monitoring Trust. Hal ini dikarenakan perkembangan janin dalam rahim sangat rentan pada BPA.

Tahun lalu, Denmark menjadi negara pertama di Uni Eropa yang melarang penggunaan BPA dalam kemasan makanan dan minuman, sedangkan Uni Eropa sudah melarang penggunaan BPA pada botol susu tahun lalu. Kanada dan tiga negara bagian AS pun telah memberlakukan pembatasan.