Perempuan yang tidak diketahui identitasnya itu meminta ganti rugi sebesar 600 ribu yen atau sekitar Rp 64,9 juta dari mesin pencari raksasa itu dengan alasan mengalami gangguan psikis karena celana dalamnya muncul di fitur Google Maps.
"Saya sangat tertekan dengan kenyataan bahwa saya bisa saja menjadi target kejahatan seksual. Ini membuat saya kehilangan pekerjaan dan pindah rumah," jelasnya dalam sidang pengadilan.
"Saya mengerti jika hanya gambar apartemen dari luar. Namun, memperlihatkan celana dalam tergantung di luar sungguh menyalahi aturan," katanya, lagi. Padahal di Jerman, setiap gambar yang disajikan layanan ini akan mengaburkan atau memblurkan setiap tampilan yang sangat pribadi, seperti alamat rumah, wajah orang dari dekat, sampai gambar seronok, termasuk pakaian dalam.
Tuntutan hukum ini juga mengklaim jika dirinya mengalami gangguan obsessive-compulsive disorder karena kejadian itu dan membuatnya curiga jika ia telah direkam secara diam-diam.