Menghabiskan waktu dengan menonton televisi di rumah saat libur bisa menjadi pilihan menyenangkan. Tetapi, ada baiknya Anda tetap bijaksana dengan tidak belama-lama duduk di depan layar. Mengapa demikian?
Para ilmuwan di Skotlandia menemukan bahwa seseorang yang menghabiskan waktu di depan televisi dua jam sampai empat jam sehari, akan meningkatkan risiko serangan penyakit jantung dan kematian dini, dikutip dari laman Times of India.
Dengan kata lain, risiko penyakit menyerang mereka dua kali lebih mungkin, dibandingkan dengan orang yang hanya menghabiskan waktu kurang dari dua jam sehari duduk di depan layar monitor.
Studi ini melibatkan 4.512 orang dewasa di Skotlandia. Mereka diminta mengungkapkan seberapa sering menonton televisi. Kemudian, hasilnya dibandingkan dan ternyata mereka yang menghabiskan waktu dua jam sampai empat jam di depan televisi memiliki risiko serangan jantung hingga 125 persen.
Menurut studi, risiko ini tidak dipengaruhi oleh faktor lain, seperti merokok, tingkat sosial, darah tinggi juga seberapa sering melakukan olahraga.
Hasil temuan ini kemudian dipublikasikan di Journal of American College of Cardiology pada Januari 2011. Temuan ini tidak hanya berlaku bagi orang yang menonton televisi, melainkan juga pada mereka yang punya kebiasaan berlama-lama di depan layar komputer dan video game.
Home » Posts filed under gaya hidup
Showing posts with label gaya hidup. Show all posts
Showing posts with label gaya hidup. Show all posts
Fenomena Seks Bebas di Kalangan Remaja
Seks bebas di kalangan anak-anak (pelajar), ini merupakan fenomena yang menggerahkan. Banyak orangtua sangat khawatir dan berdoa agar anak-anaknya tidak menjadi salah satu pelakunya. Kewaspadaan tinggi dengan membuat berbagai aturan di rumah ataupun upaya-upaya untuk mengontrol agar anak tidak terjerumus tentulah juga sudah dilakukan sebagai langkah pencegahannya.
Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), menyatakan, secara nasional terdata bahwa sebanyak 66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi perawan yang artinya pada usia sekolah tersebut mereka sudah mengenal seks bebas.
Sebagai masyarakat yang “melek pendidikan,” kita semua pasti tahu apa dampak-dampak yang ditimbulkan oleh seks pra nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin, sampai pandangan negatif orang-orang sekitar yang bakal menjadi aib seumur hidup. Harus kita sadari, media teknologi yang makin canggih saat ini juga menjadi faktor pemicu. Selain itu, kurangnya ajaran agama dan pendidikan moral yang diberikan pun juga menjadi faktor terjadinya seks bebas di kalangan remaja saat ini.
Tapi, selain faktor-faktor tersebut, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Seks sebelum nikah tidak ada gunanya, hanya akan merugikan kita, para remaja yang masih mau meniti masa depan. Ada yang bilang kalau seks dilakukan berdasarkan cinta yang terlalu menggebu-gebu. Jangan tersugesti! Sebagai remaja, jatuh cinta adalah hal wajar, tapi harus dijalani dengan normal. Tanpa hubungan seks pun, kita masih tetap bisa menunjukkan perasaan cinta kita kepada pasangan (pacar). Intinya, kita harus tegas! Jangan pernah terpengaruh oleh ajakan seks bebas.
Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
6 Pelajaran Kebahagiaan dari Anak-AnakGrafologi, Ilmu Atau Seni Membaca Tulisan Tangan SeseorangSkizofrenia20 Alasan Kenapa Facebook Patut DitinggalkanBelajar Psikologi ala "James Bond"10 tips mengatasi depresiPeran Ayah Dalam Pertumbuhan Anak4 Tipe Pekerja Berdasarkan Manajemen Emosi
Survei Komisi Penanggulangan AIDS (KPA), menyatakan, secara nasional terdata bahwa sebanyak 66 persen remaja putri usia sekolah menengah pertama (SMP) dan sekolah menengah atas (SMA) tidak lagi perawan yang artinya pada usia sekolah tersebut mereka sudah mengenal seks bebas.
Pemberitaan di berbagai media, tampaknya menunjukkan fenomena yang sama terjadi di berbagai kota, tidak terbatas pada kota-kota besar melainkan juga pada kabupaten-kabupaten kecil.
Temuan berdasarkan survey atau penelitian semacam ini memang benar-benar bukan merupakan berita yang menggembirakan. Tapi itulah kenyataan yang mengemuka yang telah hadir dalam kehidupan kita.
Meluasnya perilaku yang semula dianggap hanya terjadi pada anak-anak di berbagai kota besar, dan kini telah merembes sampai ke pelosok menunjukkan adanya persebaran pengaruh buruk yang terjadi. Salah satu faktor dari beragam faktor yang ada adalah kemajuan teknologi misalnya berupa kemudahan mendapatkan kepingan CD film-film porno atau berkembangnya kepemilikian HP dengan fasilitasi yang mampu menampung, menerima dan menyebarluaskan film-film porno.
Hal yang mengkhawatirkan apabila seks bebas telah dinilai sebagai bagian dari gaya hidup. Anak/pelajar yang tidak melakukan dianggap sebagai anak yang ketinggalan jaman. Bila benar hal tersebut yang terjadi, maka memang sinyal yang ada bukan sekedar lampu kuning lagi yang memberi peringatan, melainkan benar-benar patut mendapatkan perhatian kita semua.
Entah apa yang dipikirkan oleh remaja-remaja ini, padahal kita ini bangsa Indonesia yang menjunjung tinggi tradisi ketimuran yang memegang teguh ajaran agama, dan kita semua tahu bahwa seks sebelum menikah adalah dosa besar.
Sebagai masyarakat yang “melek pendidikan,” kita semua pasti tahu apa dampak-dampak yang ditimbulkan oleh seks pra nikah. Kehamilan yang tidak diinginkan, penyakit kelamin, sampai pandangan negatif orang-orang sekitar yang bakal menjadi aib seumur hidup. Harus kita sadari, media teknologi yang makin canggih saat ini juga menjadi faktor pemicu. Selain itu, kurangnya ajaran agama dan pendidikan moral yang diberikan pun juga menjadi faktor terjadinya seks bebas di kalangan remaja saat ini.
Tapi, selain faktor-faktor tersebut, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Seks sebelum nikah tidak ada gunanya, hanya akan merugikan kita, para remaja yang masih mau meniti masa depan. Ada yang bilang kalau seks dilakukan berdasarkan cinta yang terlalu menggebu-gebu. Jangan tersugesti! Sebagai remaja, jatuh cinta adalah hal wajar, tapi harus dijalani dengan normal. Tanpa hubungan seks pun, kita masih tetap bisa menunjukkan perasaan cinta kita kepada pasangan (pacar). Intinya, kita harus tegas! Jangan pernah terpengaruh oleh ajakan seks bebas.
Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
6 Pelajaran Kebahagiaan dari Anak-AnakGrafologi, Ilmu Atau Seni Membaca Tulisan Tangan SeseorangSkizofrenia20 Alasan Kenapa Facebook Patut DitinggalkanBelajar Psikologi ala "James Bond"10 tips mengatasi depresiPeran Ayah Dalam Pertumbuhan Anak4 Tipe Pekerja Berdasarkan Manajemen Emosi
Racun dalam Sebatang Rokok
Mungkin Anda berpikir hanya mengisap sebatang rokok saja tidak akan menimbulkan gangguan kesehatan. Berpikirlah ulang. Sebab, ilmuwan Amerika menemukan sebatang rokok cukup untuk memblokir arteri dan memicu serangan jantung.
Asap tembakau yang mengandung ratusan bahan kimia beracun dapat langsung menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam studi terbaru ahli bedah menemukan tidak ada tingkat aman seseorang terkena paparan asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Ini karena asap rokok langsung merembes ke dalam aliran darah mengubah kimiawi organ sehingga menggumpal dan menekan arteri. Akibatnya arteri menyempit dan tertutup. Laporan tersebut juga menemukan bahkan paparan asap rokok dalam waktu singkat pun dapat memicu serangan jantung.
"Saya menyarankan orang untuk mencoba untuk menghindari berada di sekitar merokok cara apapun yang Anda bisa," kata Dr Regina Benjamin yang menjadi penasehat medis Presiden Obama.
Namun, bagi Anda yang ingin berhenti merokok, tidak ada kata terlambat. Mulailah sekarang juga! Sebab, dalam laporan juga dijelaskan apa yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang berhenti merokok
- 20 menit: tekanan darah dan laju nadi kembali normal
- 8 jam: kadar Nikotin dan karbon monoksida dalam darah berkurang setengah dan oksigen kembali normal.
- 24 jam: Karbon monoksida akan hilang dari tubuh. Paru-paru mulai menghilangkan lendir dan kototran akibat rokok lainnya.
- 48 jam: Tubuh membersihkan nikotin dari tubuh. Kemampuan indera merasakan bau dan rasa meningkat
- 72 jam: Bernapas menjadi lebih mudah. Tabung bronkial mulai rileks dan meningkatkan kadar energi.
- 2-12 minggu: sirkulasi darah membaik.
- 3-9 bulan: Batuk, dan masalah pernapasan meningkat seiring membaiknya fungsi paru-paru hingga 10 persen
- 5 tahun: Risiko serangan jantung turun menjadi sekitar setengah dibandingkan para perokok.
- 10 tahun: Risiko kanker paru-paru setengahnya dari para perokok. Risikonya berubah menjadi sama dengan para non perokok.
Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
Mengapa Orang Sulit Untuk Berhenti MerokokDivine Kretek, Asap Rokok yang Bisa Jadi ObatRokok Menyimpan Partikel Dengan Radiasi BerbahayaTips Agar Jantung Aman dan Sehat8 Tips Cara Sehat Minum Kopi
Asap tembakau yang mengandung ratusan bahan kimia beracun dapat langsung menimbulkan kerusakan organ tubuh. Dalam studi terbaru ahli bedah menemukan tidak ada tingkat aman seseorang terkena paparan asap rokok, baik bagi perokok aktif maupun perokok pasif.
Ini karena asap rokok langsung merembes ke dalam aliran darah mengubah kimiawi organ sehingga menggumpal dan menekan arteri. Akibatnya arteri menyempit dan tertutup. Laporan tersebut juga menemukan bahkan paparan asap rokok dalam waktu singkat pun dapat memicu serangan jantung.
"Saya menyarankan orang untuk mencoba untuk menghindari berada di sekitar merokok cara apapun yang Anda bisa," kata Dr Regina Benjamin yang menjadi penasehat medis Presiden Obama.
Namun, bagi Anda yang ingin berhenti merokok, tidak ada kata terlambat. Mulailah sekarang juga! Sebab, dalam laporan juga dijelaskan apa yang terjadi dalam tubuh ketika seseorang berhenti merokok
- 20 menit: tekanan darah dan laju nadi kembali normal
- 8 jam: kadar Nikotin dan karbon monoksida dalam darah berkurang setengah dan oksigen kembali normal.
- 24 jam: Karbon monoksida akan hilang dari tubuh. Paru-paru mulai menghilangkan lendir dan kototran akibat rokok lainnya.
- 48 jam: Tubuh membersihkan nikotin dari tubuh. Kemampuan indera merasakan bau dan rasa meningkat
- 72 jam: Bernapas menjadi lebih mudah. Tabung bronkial mulai rileks dan meningkatkan kadar energi.
- 2-12 minggu: sirkulasi darah membaik.
- 3-9 bulan: Batuk, dan masalah pernapasan meningkat seiring membaiknya fungsi paru-paru hingga 10 persen
- 5 tahun: Risiko serangan jantung turun menjadi sekitar setengah dibandingkan para perokok.
- 10 tahun: Risiko kanker paru-paru setengahnya dari para perokok. Risikonya berubah menjadi sama dengan para non perokok.
Artikel lain yang mungkin Anda sukai :
Mengapa Orang Sulit Untuk Berhenti MerokokDivine Kretek, Asap Rokok yang Bisa Jadi ObatRokok Menyimpan Partikel Dengan Radiasi BerbahayaTips Agar Jantung Aman dan Sehat8 Tips Cara Sehat Minum Kopi
Subscribe to:
Posts (Atom)