Home » Posts filed under asteroid
Showing posts with label asteroid. Show all posts
Showing posts with label asteroid. Show all posts
Seberapa Besar Ukuran dan Kekuatan Ledakan Meteor yang Terjadi di Rusia?
Para ilmuwan telah menghitung perkiraan mereka tentang seberapa besar ukuran dan kekuatan serangan asteroid yang paling banyak disaksikan dalam sejarah modern. Perkiraan ukuran menempatkan obyek yang menyebabkan ledakan meteor di langit Rusia yang merupakan asteroid yang cukup besar untuk menyebabkan kerusakan, namun cukup kecil untuk dapat terdeteksi.
Perkiraan baru berdasarkan rilis tambahan dari jaringan sensor yang dibangun untuk mendeteksi ledakan nuklir, menunjukkan bahwa meteor menghasilkan energi setara hampir 500 kiloton TNT. Itu sekitar 30 kali kekuatan bom atom Hiroshima.
Para ahli telah menilai tingkat ledakan meteor menggunakan jaringan sensor infrasonik yang dibentuk di bawah naungan Comprehensive Test Ban Treaty untuk memeriksa perubahan tekanan atmosfer yang disebabkan oleh ledakan nuklir.
NASA Jet Propulsion Laboratory dalam sebuah pernyataan mengungkapkan, "Perkiraan terbaru ini dihasilkan menggunakan data baru yang telah dikumpulkan oleh lima stasiun infrasonik tambahan yang terletak di seluruh dunia - rekaman pertama dari ledakan meteor tersebut berada di Alaska, lebih dari 6.500 kilometer jauhnya dari Chelyabinsk."
NASA mengatakan obyek Chelyabinsk mempunyai ukuran sekitar 55 kaki (17 meter) dengan massa 10.000 ton sebelum memasuki atmosfir bumi.
Salah satu pecahan meteor jatuh di sebuah danau beku sekitar 50 mil (80 kilometer) barat dari Chelyabinsk, diduga fragmen meteorit membuat lubang di es selebar 6 meter. Pencari telah menemukan fragmen sebesar setengah inci yang mungkin berasal dari meteor tersebut.
Para ahli menekankan sekali lagi bahwa lintasan meteor secara signifikan berbeda dari jalur asteroid 2012 DA14, yang mempunyai ukuran 150 kaki (45 meter). Batu ruang angkasa ini tidak berbahaya karena berada dalam jarak 17.200 mil (27.600 kilometer) dari Bumi.
Badan antariksa Rusia mengatakan meteor yang meledak di Chelyabinsk adalah yang terbesar dilaporkan sejak 1908, ketika sebuah asteroid seukuran 2012 DA14 meledak di daerah hutan terpencil di wilayah Tunguska Siberia. Ledakan meratakan jutaan pohon seluas 820 mil persegi, tapi tidak banyak orang yang menyaksikan. Sedangkan kejadian hari Jumat terjadi di tengan kota berpenduduk 1,1 juta jiwa, dan ratusan juta lebih menonton video yang didistribusikan melalui Internet.
Para astronom memperkirakan bahwa ada sekitar satu juta objek dekat Bumi yang mempunyai ukuran lebih kecil dari 100 meter (330 kaki) yang berpotensi menimbulkan bahaya, dan hanya sekitar 1 persen dari asteroid tersebut yang telah di data. Untuk saat ini, NASA berfokus pada mendeteksi dan melacak asteroid dekat Bumi yang lebih luas dari 100 meter. Sementara untuk asteroid yang lebih kecil tidak menjadi prioritas NASA.
18 April 2011 Asteroid Berkekuatan 15 Bom Atom Dekati Bumi
Sejumlah astronom amatir dari seluruh dunia telah menemukan sebuah asteroid yang diperkirakan akan melintas di dekat Bumi pada Senin malam, 18 April 2011 mendatang. Saat ini, asteroid 2011 GP59 itu berada pada jarak 10 kali dibanding jarak Bumi dengan bulan.
Penampakan asteroid yang berkelap-kelip membuat para pengamat tertarik. Ternyata, diketahui bahwa asteroid berbentuk seperti cerutu ini berputar dari ujung ke ujung secara cepat.
“Umumnya, jika ada asteroid berlaku demikian, artinya objek itu berbentuk memanjang dan kita melihat sisi panjangnya dan kemudian sisi sempitnya saat ia berotasi,” kata Don Yeomans, Manager of Near-Earth Object Program Office, NASA, seperti dikutip dari News.com.
GP59, menurut Yeomans, diperkirakan memiliki ukuran panjang 50 meter dan periode rotasinya mencapai sekitar 7,5 menit. Ini membuat tingkat kecerahan objek itu berubah setiap sekitar 4 menit.
Namun demikian, Yeoman yang lembaganya bertugas melacak karakteristik asteroid, dan komet melindungi umat manusia dari hantaman benda-benda tersebut menyebutkan bahwa, kita tidak perlu khawatir.
Meski baru ditemukan, lokasi orbital dari asteroid 2011 GP59 bisa ditentukan. Tidak ada peluang batu ruang angkasa ini memasuki atmosfir Bumi saat ia melintas dalam waktu dekat, ataupun di masa depan.
Ini tentunya merupakan kabar gembira. Karena, meski ukuran 50 meter terdengar kecil, akan tetapi ukuran itu 5 kali lebih besar dibandingkan dengan asteroid yang meledak 15 kilometer di atas Indonesia, pada Oktober 2009 lalu.
Sebagai informasi, saat asteroid itu meledak, ia mengeluarkan energi sama dengan kekuatan ledakan 3 bom atom. Artinya, asteroid yang ditemukan kali ini memiliki kekuatan ledak 15 kali bom atom jika tiba di atmosfir Bumi. Untungnya, jika asteroid yang meledak di atas Indonesia luput dari pantauan astronom, setidaknya asteroid yang akan mendekat kali ini sudah diketahui keberadaannya
Penampakan asteroid yang berkelap-kelip membuat para pengamat tertarik. Ternyata, diketahui bahwa asteroid berbentuk seperti cerutu ini berputar dari ujung ke ujung secara cepat.
“Umumnya, jika ada asteroid berlaku demikian, artinya objek itu berbentuk memanjang dan kita melihat sisi panjangnya dan kemudian sisi sempitnya saat ia berotasi,” kata Don Yeomans, Manager of Near-Earth Object Program Office, NASA, seperti dikutip dari News.com.
GP59, menurut Yeomans, diperkirakan memiliki ukuran panjang 50 meter dan periode rotasinya mencapai sekitar 7,5 menit. Ini membuat tingkat kecerahan objek itu berubah setiap sekitar 4 menit.
Namun demikian, Yeoman yang lembaganya bertugas melacak karakteristik asteroid, dan komet melindungi umat manusia dari hantaman benda-benda tersebut menyebutkan bahwa, kita tidak perlu khawatir.
Meski baru ditemukan, lokasi orbital dari asteroid 2011 GP59 bisa ditentukan. Tidak ada peluang batu ruang angkasa ini memasuki atmosfir Bumi saat ia melintas dalam waktu dekat, ataupun di masa depan.
Ini tentunya merupakan kabar gembira. Karena, meski ukuran 50 meter terdengar kecil, akan tetapi ukuran itu 5 kali lebih besar dibandingkan dengan asteroid yang meledak 15 kilometer di atas Indonesia, pada Oktober 2009 lalu.
Sebagai informasi, saat asteroid itu meledak, ia mengeluarkan energi sama dengan kekuatan ledakan 3 bom atom. Artinya, asteroid yang ditemukan kali ini memiliki kekuatan ledak 15 kali bom atom jika tiba di atmosfir Bumi. Untungnya, jika asteroid yang meledak di atas Indonesia luput dari pantauan astronom, setidaknya asteroid yang akan mendekat kali ini sudah diketahui keberadaannya
2019, Astronot Bisa Mendarat di Asteroid
Sebuah pesawat NASA yang direncanakan menjadi kendaraan antar jemput ke stasiun ruang angkasa internasional (international space station - ISS) dipamerkan hari ini.
Seperti halnya pesawat biasa, pesawat komersial ini nantinya akan mengangkut para astronot yang ingin berkunjung ke stasiun ruang angkasa pulang pergi.
Pesawat itu bernama Orion. Ia akan beroperasi secara komersial setelah projek senilai US$100 miliar (setara Rp870 triliun) ini ditandatangani oleh Presiden AS Barack Obama. Jika berhasil, ISS bisa menjadi opsi tempat persinggahan baru bagi manusia saat berlibur.
Di sela pameran pesawat tersebut hari ini, NASA juga mengutarakan harapannya kalau pesawat ruang angkasa tersebut juga dapat menjalankan misi jangka panjang untuk meneliti asteroid setidaknya mulai tahun 2019. Menuju ke sana, sementara ini Orion hanya akan mendukung misi perjalanan ke ISS yang berada di atas orbit Bumi.
Untuk memfasilitasi ini, seorang ahli desain bernama Lockheed Martin membangun area ujicoba yang sangat besar di Waterton Canyon, Denver Selatan, di mana Orion bisa berlatih manuver.
Sekadar diketahui, Lockheed Martin ditunjuk sebagai kontraktor utama NASA untuk proyek Orion. Perusahaan itu mengaku telah merogoh kocek sebesar US$35 juta (setara Rp304 miliar) untuk membangun fasilitas uji coba seluas 41.000 meter persegi. Fasilitas ini disebutnya Space Operations Simulation Center.
Sejatinya, Orion merupakan bagian dari misi ke bulan yang disetujui mantan Presiden AS George W Bush senilai US$100 miliar (setara Rp870 trilun). Misi itu bernama Constellation.
Namun, tahun lalu, Presiden AS Barack Obama membatalkan misi tersebut. Pasalnya, menurut Obama, program luar angkasa tidak hanya berfokus pada teknologi roket yang lebih canggih.
Selang dua bulan, Orion kembali dioperasikan. Tidak untuk melanjutkan misi yang sama, tetapi sebagai kendaraan lepas menuju stasiun ruang angkasa.
NASA kabarnya sedang mempertimbangkan untuk menambah setidaknya dua pesawat ruang angkasa lagi yang didesain terbang rendah di orbit Bumi untuk melayani jasa antar jemput ke stasiun ruang angkasa. Misi jangka panjangnya adalah untuk mendaratkan manusia ke asteroid di ruang angkasa.
Penerbangan antariksa pertama Orion diharapkan mulai tahun 2013. Sementara, misinya untuk mendaratkan manusia di atas asteroid dengan dua pesawat baru lainnya akan dimulai enam tahun kemudian.
Seperti halnya pesawat biasa, pesawat komersial ini nantinya akan mengangkut para astronot yang ingin berkunjung ke stasiun ruang angkasa pulang pergi.
Pesawat itu bernama Orion. Ia akan beroperasi secara komersial setelah projek senilai US$100 miliar (setara Rp870 triliun) ini ditandatangani oleh Presiden AS Barack Obama. Jika berhasil, ISS bisa menjadi opsi tempat persinggahan baru bagi manusia saat berlibur.
Di sela pameran pesawat tersebut hari ini, NASA juga mengutarakan harapannya kalau pesawat ruang angkasa tersebut juga dapat menjalankan misi jangka panjang untuk meneliti asteroid setidaknya mulai tahun 2019. Menuju ke sana, sementara ini Orion hanya akan mendukung misi perjalanan ke ISS yang berada di atas orbit Bumi.
Untuk memfasilitasi ini, seorang ahli desain bernama Lockheed Martin membangun area ujicoba yang sangat besar di Waterton Canyon, Denver Selatan, di mana Orion bisa berlatih manuver.
Sekadar diketahui, Lockheed Martin ditunjuk sebagai kontraktor utama NASA untuk proyek Orion. Perusahaan itu mengaku telah merogoh kocek sebesar US$35 juta (setara Rp304 miliar) untuk membangun fasilitas uji coba seluas 41.000 meter persegi. Fasilitas ini disebutnya Space Operations Simulation Center.
Sejatinya, Orion merupakan bagian dari misi ke bulan yang disetujui mantan Presiden AS George W Bush senilai US$100 miliar (setara Rp870 trilun). Misi itu bernama Constellation.
Namun, tahun lalu, Presiden AS Barack Obama membatalkan misi tersebut. Pasalnya, menurut Obama, program luar angkasa tidak hanya berfokus pada teknologi roket yang lebih canggih.
Selang dua bulan, Orion kembali dioperasikan. Tidak untuk melanjutkan misi yang sama, tetapi sebagai kendaraan lepas menuju stasiun ruang angkasa.
NASA kabarnya sedang mempertimbangkan untuk menambah setidaknya dua pesawat ruang angkasa lagi yang didesain terbang rendah di orbit Bumi untuk melayani jasa antar jemput ke stasiun ruang angkasa. Misi jangka panjangnya adalah untuk mendaratkan manusia ke asteroid di ruang angkasa.
Penerbangan antariksa pertama Orion diharapkan mulai tahun 2013. Sementara, misinya untuk mendaratkan manusia di atas asteroid dengan dua pesawat baru lainnya akan dimulai enam tahun kemudian.
4 Astronom Indonesia Diabadikan Sebagai Nama Asteroid
Himpunan Astronomi Internasional atau International Astronomical Union (IAU) memberikan penghargaan bagi dunia astronomi di Indonesia. Empat nama astronom asal Indonesia yang pernah mengelola Observatorium Bosscha di Bandung diabadikan sebagai nama asteroid.
Berdasarkan data di International Astronomical Union yang bisa diakses diwww.cfa.harvard.edu/iau/lists, ada 4 nama asteroid yang menggunakan nama astronom Indonesia. Keempatnya adalah 12176, 12177, 12178, dan 12179.
Asteroid tersebut sebenarnya ditemukan pada tanggal 16 Oktober 1977 dalam program Palomar-Leiden Trojan Survey. Penemunya adalah suami istri Cornelis Johannes van Houten dan Ingrid van Houten-Groeneveld.
Nama astronom Indonesia yang digunakan adalah Bambang Hidayat yang pernah menjabat wakil presiden IAU pada tahun 1994-2000. Berkat tambahan namanya, kini asteroid 12176 disebut 12176 Hidayat/3468 T-3.
Selain Bambang, nama Moedji Raharto, mantan Kepala Observatorium Bosscha tahun 1999-2004 juga digunakan untuk menamai asteroid 12177. Kini, asteroid tersebut menjadi 12177 Raharto/4074 T-3.
Sementara, asteroid 12178 kini menjadi 12178 Dhani/4304 T-3, sesuai dengan nama ahli Fisika Matahari Dhani Hendrawijaya yang pernah menjabat sebagai direktur Observatorium Bosscha pada tahun 2004-2006.
Terakhir, nama Taufiq Hidayat, direktur Observatorium Bosscha tahun 2006-2010 digunakan untuk menamai asteroid 12179. Sekarang, nama asteroid tersebut menjadi 12179 Taufiq/5030 T-3.
Menurut situs Langitselatan.com yang dikelola salah satu peneliti di Bosscha, Avivah Yamani, bukan kali ini saja, para astronom di observatorium tersebut mendapat kehormatan dari IAU. Sejak zaman Belanda, para mantan kepala Observatorum Bosscha maupun astronom Indonesia pun digunakan dalam penamaan benda-benda langit.
Asteroid adalah benda yang lebih kecil dari planet tetapi lebih besar dari meteoroid. Asteroid berbeda dengan komet sebab tidak memiliki ekor atau koma. Asteroid pertama yang ditemukan adalah Ceres, pada tahun 1801.
Source: kompas.com
Subscribe to:
Posts (Atom)