Teknologi nano sendiri merupakan teknologi yang memungkinkan sebuah benda dipecah dalam skala nanometer atau satu per semiliar meter dan merupakan salah satu teknologi yang disebut-sebut mampu mendorong pertumbuhan industri dan ekonomi di segala bidang.
Produk berteknologi nano akan lebih cepat diserap dibandingkan produk yang tidak menggunakan teknologi tersebut, sehingga, dari segi penggunaan, akan lebih efisien.
Teknologi nano di bidang farmasi saat ini banyak dipergunakan untuk ekstrak obat-obatan tradisional seperti gingseng. Selain itu juga pada kandungan kosmetik, misalnya untuk krim tabir surya.
Ginseng yang menggunakan teknologi nano mampu lebih cepat diserap tubuh dan menjadikan kandungan "ginsenosides" (kandungan persentase ginseng untuk menghasilkan stamina) yang lebih tinggi dibandingkan gingseng lainnya.
Teknologi nano dapat digunakan dalam dunia farmasi karena akan membantu kelarutan, stabilitas, dan kemapuan penyerapan. Dalam dunia farmasi, seluruh persyaratan itu harus dipenuhi.
Terkadang, senyawa obat tertentu mengalami kesulitan untuk larut dan melakukan penetrasi. Untuk kondisi yang demikian, teknologi nano dapat mengambil peran. Contoh lain adalah kandungan kalsium dalam susu yang juga harus dibuat menggunakan teknologi nano agar dapat efektif terserap ke dalam tulang.
Saat ini, teknologi nano banyak dikembangkan oleh sektor industri mengingat untuk memproduksinya bukan hal mudah membutuhkan keahlian, evaluasi modifikasi sehingga sampai ke skala nano.
BP POM sendiri, sangat ketat dalam melakukan pengawasan terhadap produk yang menggunakan teknologi nano. BP POM perlu memeriksa apakah teknologi itu benar diterapkan dalam suatu produk, jangan sampai publikasinya nano tapi kenyataannya tidak.
Di Indonesia, teknologi nano sendiri baru berkembang sekitar lima tahun terakhir. Padahal, di luar negeri teknologi ini sudah berkembang sejak 10 tahun yang lalu (tahun 1990 an). Kalau Indonesia tidak memperdalam teknologi nano, maka industri kita termasuk yang tertinggal.
Di dunia farmasi, teknologi nano memungkinkan penggunaan dosis obat yang tidak terlalu besar, sehingga sangat efisien dalam memanfaatkan bahan baku.