Secara umum ada dua jenis software di dunia ini, yaitu yang gratisan dan komersial. Software yang berstatus Cuma-Cuma berarti bebas dipakai tampa harus mengeluarkan biaya dan bisa dilihat source-nya. Sedangkan software komersial memerlukan pembayara dalam pemanfaatannya. Manakah yang harus kita prioritaskan?
Indonesia membutuhkan programmer yang menghasilkan dua jenis software di atas secara seimbang. Software gratisan dijadikan alat untuk membantu sesama, mengurangi pembajakan serta knowledge sharing (education), sedangkan software komersial sebagai jalan untuk mencari rezeki.
Sasaran aplikasinya pun berbeda. Free software ditujukan untuk kalangan lembaga sosial/nonprofit dan masyarakat menengah ke bawah yang aplikasinya bersifat keseharian, konsumsi pribadi dan sederhana. Sedangkan software komersial menarget lembaga-lembaga yang memiliki kekuatan finansial yang memadai.Jika dimanfaatkan dengan benar, dua software ini akan saling menguatkan dan mendukung satu sama lain. Kekuatan amal baik akan menghasilkan efek hikmah yang tak terduga, yakni portofolio sang programmer yang terus bertambah, sarana promosi yang viralis, trust dan branding semakin kuat. Dampak lainnya, profesi programmer akan menjadi terhormat dan tidak dipandang sebelah mata. Dan dengan semakin melimpahnya software di bumi digital nusantara ini, mimpi bersama untuk berswasembada software sangatlah mungkin bisa terwujud.