Lemak sering dianggap sebagai biang kegemukan penyebab berbagai macam penyakit kronis. Namun benarkah semua jenis lemak merugikan tubuh?
Lemak merupakan satu zat gizi sebagai sumber energi dan pelarut vitamin. Lemak terdiri dari asam lemak jenuh (SAFA), lemak trans (TFA) serta asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) dan asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA).
Lemak merupakan satu zat gizi sebagai sumber energi dan pelarut vitamin. Lemak terdiri dari asam lemak jenuh (SAFA), lemak trans (TFA) serta asam lemak tak jenuh yaitu asam lemak tak jenuh jamak (PUFA) dan asam lemak tak jenuh tunggal (MUFA).
Konsumsi lemak jenuh berlebihan akan menaikkan kadar lemak darah dan kolesterol penyebab risiko penyakit kronis seperti jantung koroner, stroke, kelainan lemak darah dan hipertensi.
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menyatakan dari hasil riset kesehatan dasar terhadap konsumsi lemak, ditemukan bahwa konsumsi lemak orang Indonesia secara kuantitas sudah cukup namun kualitasnya tidak memadai.
Orang masih mengonsumsi lemak dari makanan tidak sehat seperti makanan siap saji, gorengan dan lain-lain.
Kebiasaan makan makanan dengan lemak jahat tak hanya terjadi pada masyarakat yang sering mengosumsi makanan siap saji.
Kalangan menengah bawah jarang mengonsumsi makanan siap saji ternyata banyak mengasup gorengan juga rentan terhadap lemak trans berlebih akibat minyak yang dipakai berulang-ulang.
Sebaiknya ada pengaturan berapa porsi lemak yang dikonsumsi agar tubuh beroleh manfaat terbaik. Dari total 30 persen asupan lemak, sebaiknya lemak jenuh 10 persen, 20 persen lemak tak jenuh terdiri dari lemak tak jenuh jamak, 6-10 persen dan lemak tak jenuh tunggal 10 persen.
Asupan asam lemak esensial yang seimbang antara omega-3 dan omega-6 bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular, sistem syaraf dan hormon. Asam lemak esensial juga memperbaiki penyerapan nutrisi, menjaga daya tahan sel dan kesehatan.
Sumber makanan omega 3 dan 6 diantaranya berbagai jenis ikan, biji-bijian, telur, daging, dan aneka minyak seperti canola, VCO, evening primerose, biji bunga matahari, borage oil, dan blackcurrant oil.
Fakultas Kesehatan Masyarakat UI menyatakan dari hasil riset kesehatan dasar terhadap konsumsi lemak, ditemukan bahwa konsumsi lemak orang Indonesia secara kuantitas sudah cukup namun kualitasnya tidak memadai.
Orang masih mengonsumsi lemak dari makanan tidak sehat seperti makanan siap saji, gorengan dan lain-lain.
Kebiasaan makan makanan dengan lemak jahat tak hanya terjadi pada masyarakat yang sering mengosumsi makanan siap saji.
Kalangan menengah bawah jarang mengonsumsi makanan siap saji ternyata banyak mengasup gorengan juga rentan terhadap lemak trans berlebih akibat minyak yang dipakai berulang-ulang.
Sebaiknya ada pengaturan berapa porsi lemak yang dikonsumsi agar tubuh beroleh manfaat terbaik. Dari total 30 persen asupan lemak, sebaiknya lemak jenuh 10 persen, 20 persen lemak tak jenuh terdiri dari lemak tak jenuh jamak, 6-10 persen dan lemak tak jenuh tunggal 10 persen.
Asupan asam lemak esensial yang seimbang antara omega-3 dan omega-6 bermanfaat bagi kesehatan kardiovaskular, sistem syaraf dan hormon. Asam lemak esensial juga memperbaiki penyerapan nutrisi, menjaga daya tahan sel dan kesehatan.
Sumber makanan omega 3 dan 6 diantaranya berbagai jenis ikan, biji-bijian, telur, daging, dan aneka minyak seperti canola, VCO, evening primerose, biji bunga matahari, borage oil, dan blackcurrant oil.