Nama Djohar Arifin Husin memang belum terlalu familiar. Namun di kalangan PSSI Sumatera Utara, pria kelahiran Tanjungpura, Sumatera Utara pada 13 September 1950 ini sangat dikenal.
Mantan staf ahli Menpora ini dituding beberapa kalangan sebagai aktor dibalik kisruh PSSI Sumatera Utara. Sebelumnya, Djohar Arifin memang pernah menjabat sebagai Ketua Pengda Sumut.
Selain itu, Djohar Arifin juga pernah menjabat sebagai sekjen KONI dan saat ini juga menjabat sebagai wakil Plt Sekjen PSSI.
Djohar Arifin juga tercatat sebagai guru besar di Universitas Islam Sumatera Utara. Ia mendalami keilmuan Agronomi, Agribisnis dan Sosiologi Pedesaan.
Dalam kongres di Solo, Djohar Arifin awalnya maju dengan dukungan dari PS Madina Medan Jaya. Namun manuver Djohar Arifin ternyata efektif mampu mempengaruhi peserta kongres. Terpilihnya Djohar juga tidak terlepas dari dukungan Kelompok 78, yang mengalihkan dukungan dari George Toisuta Arifin Panigoro ke Djohar.
Pada putaran pertama, Djohar memperoleh 53 suara diikuti Agusman Efendi dengan 39 suara. Namun karena belum memenuhi 67 persen suara, maka diteruskan dengan putran kedua.
Pada putaran kedua, Djohar Arifin akhirnya mampu mengumpulkan 61 suara mengalahkan Agusman yang hanya memperoleh 38 suara. Sedangkan 1 suara tidak sah.
Banyak yang berharap, terpilihnya Djohar Afirin ini sekaligus akan mengakhiri babak panjang kisruh di tubuh PSSI.