Showing posts with label pengawetan. Show all posts
Showing posts with label pengawetan. Show all posts

NIPAGIN, Pengawet Dalam Kecap Mi Instan


Definisi dan Karakteristik

Nipagin merupakan zat tambahan untuk mencegah jamur dan ragi. Nama lain nipagin adalahmethyl p-hydroxybenzoate, salah satu jenis parabens, atau pengawet, yang banyak digunakan untuk kosmetik dan obat. Nama lainnya lagi adalah methylparaben, dengan rumus kimia CH3(C6H4(OH)COO).

Menurut FDA (Food and Drug Administration), BPOM-nya Amerika Serikat, paraben yang digunakan dalam satu produk biasanya lebih dari satu jenis, yang digabung untuk memberikan perlindungan lebih dari berbagai jenis mikroorganisme.

Methylparaben dapat dihasilkan secara alami dan ditemukan dalam buah-buahan sepertiblueberry.

Methylparaben juga dapat dimetabolisme oleh bakteri tanah sehingga benar-benar terurai, dan mudah diserap dari saluran pencernaan atau kulit, yang kemudian dihidrolisis menjadi asam p-hydrozybenzoate dan cepat dikeluarkan tanpa akumulasi dalam tubuh.

Nipagin dipakai dalam berbagai jenis makanan. Penggunaan pengawet ini diatur oleh Codex Alimentarius Commission (CAC), badan yang dibentuk FAO (Food and Agriculture Organization, Badan Pangan dan Pertanian) dan WHO (World Health Organization, Badan Kesehatan Dunia) untuk mengatur standar pangan. Dalam CAC, jumlah asupan nipagin dalam tubuh per hari (acceptable daily intake) adalah 10 mg/kg berat badan. Jika berat badan seseorang adalah 50 kg, maka konsumsi aman nipagin adalah 500 mg/hari. Sedangkan penggunaan maksimum nipagin adalah 1000 mg/kg produk. Di Indonesia, batas maksimumnya adalah 250 mg/kg produk, sama dengan di Singapura dan Malaysia.

Fungsi nipagin adalah menahan laju pertumbuhan mikroba yang membuat makanan cepat rusak. Penggunaan nipagin yang berlebih tidak memperpanjang daya tahan makanan jika jumlah mikroba dalam makanan itu telah berlebih sejak awal.

Penggunaan nipagin pada makanan sebenarnya dapat dihilangkan dengan teknologi temperatur ultratinggi. Namun, hal itu akan membuat nilai ekonomi barang menjadi tinggi. Laporan keracunan atau kematian akibat penggunaan nipagin pun belum pernah ada hingga kini.


Nipagin dalam mi instan

Dalam mi instan, nipagin terdapat dalam kecap. Bila kecap dalam mi instan adalah 4 gram, maka kandungan nipaginnya adalah 1 mg, masih dalam batas aman karena standar maksimum di Indonesia adalah 250 mg/kg produk.


Dampak

Metyhl p-hydroxybenzoate dan asam benzoat dilarang di Taiwan dan hanya bisa digunakan dalam produk kosmetik. Selain di Taiwan, zat pengawet ini juga dilarang di Kanada dan Eropa karena bisa mengganggu kesehatan.

Nipagin dan asam benzoat diketahui bisa menyebabkan muntah bila dikonsumsi. Jika dikonsumsi dalam jangka panjang, zat pengawet ini bisa menyebabkan metabolic acidosis(terlalu banyak asam lambung).



BPOM, termasuk FDA, memasukkan methyl p-hydroxybenzoate sebagai pengawet yang aman, meski bahan ini diperbolehkan dipakai pada produk kosmetik dan farmasi.

Menurut BPOM, penggunaan nipagin di Indonesia masih dalam batas aman hingga saat ini. Hasil uji sampel pada kecap mi instan yang mengandung nipagin menunjukkan tidak ada kandungan nipagin yang melebihi batas maksimal.

Batas maksimum penggunaan nipagin di tiap negara berbeda-beda. Bila di Indonesia, Malaysia, Brunei, dan Jepang adalah 250 mg/kg produk, di Amerika Serikat adalah 1000 mg/kg produk, sedangkan di Hongkong 550 mg/kg produk.

Batas konsumsi sejumlah Bahan Tambahan Makanan (BTM) di Indonesia jauh lebih ketat dibandingkan di Eropa, Amerika Utara, dan Australia. Namun, hal itu tidak membuat industri di negara-negara tersebut menggunakan BTM hingga batas maksimum karena konsumen di negara-negara tersebut cenderung menghindari makanan yang mengandung BTM.

Kondisi berbeda terjadi di Indonesia. Kebanyakan konsumen di Indonesia biasanya tidak suka mengecek kandungan BTM dan mempelajari tulisan pada label makanan.

Penggunaan BTM jenis apapun -pengawet, pemanis, perisa, pewarna, penguat rasa, dll- mengandung resiko tersendiri bagi tubuh. Konsumsi bahan-bahan tersebut masih diperbolehkan dalam jumlah tertentu.

Sebagai konsumen, kita harus cerdas. Tidak asal ambil makanan tanpa membaca dan kandungan bahan makanan yang tertera pada label.

Tehnik dan Teknologi Pengawetan Makanan

Tehnik dan Teknologi Pengawetan Makanan
Untuk mengawetkan makanan dapat dilakukan beberapa teknik baik yang menggunakan teknologi tinggi maupun teknologi yang sederhana. Caranya pun beragam dengan berbagai tingkat kesulitan, namun inti dari pengawetan makanan adalah suatu upaya untuk menahan laju pertumbuhan mikro organisme pada makanan. Berikut adalah beberapa teknik standar yang telah dikenal secara umum oleh masyarakat luas dunia.
1. Pendinginan
Teknik ini adalah teknik yang paling terkenal karena sering digunakan oleh masyarakat umum di desa dan di kota. Konsep dan teori dari sistem pendinginan adalah memasukkan makanan pada tempat atau ruangan yang bersuhu sangat rendah. Untuk mendinginkan makanan atau minuman bisa dengan memasukkannya ke dalam kulkas atau lemari es atau bisa juga dengan menaruh di wadah yang berisi es.
Biasanya para nelayan menggunakan wadah yang berisi es untuk mengawetkan ikan hasil tangkapannya. Di rumah-rumah biasanya menggunakan lemari es untuk mengawetkan sayur, buah, daging, sosis, telur, dan lain sebagainya. Suhu untuk mendinginkan makanan biasa biasanya bersuhu 15 derajat celsius. Sedangkan agar tahan lama biasanya disimpan pada tempat yang bersuhu 0 sampai -4 derajat selsius.
pendinginan Pengawetan Makanan

2. Pengasapan
Cara pengasapan adalah dengan menaruh makanan dalam kotak yang kemudian diasapi dari bawah.
Teknik pengasapan sebenarnya tidak membuat makanan menjadi awet dalam jangka waktu yang lama, karena diperlukan perpaduan dengan teknik pengasinan dan pengeringan.
pengasapan makanan

3. Pengalengan
Sistem yang satu ini memasukkan makanan ke dalam kaleng alumunium atau bahan logam lainnya, lalu diberi zat kimia sebagai pengawet seperti garam, asam, gula dan sebagainya. Bahan yang dikalengkan biasanya sayur-sayuran, daging, ikan, buah-buahan, susu, kopi, dan banyak lagi macamnya. Tehnik pengalengan termasuk paduan teknik kimiawi dan fisika. Teknik kimia yaitu dengan memberi zat pengawet, sedangkan fisika karena dikalengi dalam ruang hampa udara.
pengalengan makanan

4. Pengeringan
Mikro organisme menyukai tempat yang lembab atau basah mengandung air. Jadi teknik pengeringan membuat makanan menjadi kering dengan kadar air serendah mungkin dengan cara dijemur, dioven, dipanaskan, dan sebagainya. Semakin banyak kadar air pada makanan, maka akan menjadi mudah proses pembusukan makanan.
pengeringan makanan

5. Pemanisan
Pemanisan makanan yaitu dengan menaruh atau meletakkan makanan pada medium yang mengandung gula dengan kadar konsentrasi sebesar 40% untuk menurunkan kadar mikroorganisme. Jika dicelup pada konsenstrasi 70% maka dapat mencegah kerusakan makanan. Contoh makanan yang dimaniskan adalah seperti manisan buah, susu, jeli, agar-agar, dan lain sebagainya.
pemanisan makanan

6. Pengasinan
Cara yang terakhir ini dengan menggunakan bahan NaCl atau yang kita kenal sebagai garam dapur untuk mengawetkan makanan. Tehnik ini disebut juga dengan sebutan penggaraman. Garam dapur memiliki sifat yang menghambat perkembangan dan pertumbuhan mikroorganisme perusak atau pembusuk makanan. Contohnya seperti ikan asin yang merupakan paduan antara pengasinan dengan pengeringan.

pengasinana makanan