Sonar lumba-lumba menginspirasi pembuatan radar kapal selam. Lumba-lumba memiliki sebuah sistem yang digunakan untuk berkomunikasi dan menerima rangsang yang dinamakan sistem sonar, sistem ini dapat menghindari benda-benda yang ada di depan lumba-lumba, sehingga terhindar dari benturan. Teknologi ini kemudian diterapkan dalam pembuatan radar kapal selam. Lumba-lumba adalah binatang menyusui. Mereka hidup di laut dan sungai di seluruh dunia. Lumba-lumba adalah kerabat paus dan pesut. Ada lebih dari 40 jenis lumba-lumba.
Lumba-lumba adalah mamalia laut yang sangat cerdas, selain itu sistem alamiah yang melengkapi tubuhnya sangat kompleks. Sehingga banyak teknologi yang terinspirasi dari lumba-lumba. Salah satu contoh adalah kulit lumba-lumba yang mampu memperkecil gesekan dengan air, sehingga lumba-lumba dapat berenang dengan sedikit hambatan air. Hal ini yang digunakan para perenang untuk merancang baju renang yang mirip kulit lumba-lumba.
Capung
Capung menginspirasi pembuatan helikopter. Ilmuwan telah mencoba membuat mesin terbang yang lebih baik sampai akhirnya mereka mampu membuat mesin terbang terkini dengan disainnya yang mengagumkan, dan yang dijadikan model untuk pembuatan mesin terbang ini adalah hewan capung.
Hewan yang mempunyai kemampuan terbang yang luar biasa ini memang mengagumkan, capung dapat melayang pada posisi tetap di udara atau mendarat di tempat yang diinginkan adalah sama pentingnya dengan kemampuan terbang itu sendiri. Untuk itulah, manusia merancang pesawat terbang dengan kemampuan manuver yang tinggi, yaitu helikopter. Helikopter mampu melayang di udara pada posisi tetap dan lepas landas secara tegak lurus. Karena keuntungan militer inilah, berbagai negara telah menyediakan dana dalam jumlah tak terbatas untuk pengembangan helikopter. Akan tetapi, penelitian terkini telah menemukan fakta yang sangat mencengangkan. Teknologi penerbangan helikopter modern ternyata sangat tertinggal jauh dibanding dengan seekor capung mungil yang mampu terbang dengan mengagumkan. Selain itu sayap capung juga menginspirasi pembangunan munich olympic stadium.
Lalat
Bila diletakkan di bawah mikroskop, struktur mata lalat menjadi inspirasi para ilmuwan untuk mengembangkan kamera video pendeteksi gerakan yang dapat mendeteksi gerak dari sebuah objek dan kamera bergerak mengikuti arah gerakan dari objek, sistem detektor target untuk peralatan militer, maupun radar.
Mata seekor lalat diketahui mampu melihat gerakan objek dengan jelas di antara benda-benda lain yang berada di sekitarnya. Hal tersebut dapat dilakukan karena serangga tersebut dapat menyatukan gambaran suatu objek yang mendapatkan tingkat pencahayaan berbeda-beda. Kamera konvensional umumnya hanya bersandar pada satu tingkat pencahayaan.
Kamera pendeteksi gerak |
Misalnya, melihat gerakan seseorang di antara rerimbunan pohon. Dengan memfokuskan pandangan di sekitar gerakan, mata lalat dapat melihat perpindahan objek secara utuh.
Udang Mantis
Mata udang mantis menginspirasi pembuatan teknologi 3D. Saat ini kita seringkali mendengar kata tiga dimensi atau 3D. Apa yang Anda bayangkan saat mendengar kata tersebut? Mungkin film 3D, TV 3D, ponsel 3D, game 3D atau perangkat lain dengan teknologi 3D yang ada di rumah atau di sekitar Anda. Sebenarnya apa definisi dari 3D tersebut? Menurut kamus kata 3D (tiga dimensi) adalah suatu bentuk dari benda yang memiliki panjang, lebar dan tinggi. Untuk menampilkan efek 3D pada suatu objek maka suatu gambar/film akan terlihat memiliki kedalaman dan perbedaan ruang antara suatu objek dengan objek yang lain. Teknologi 3D memungkinkan pemirsa menyaksikan tayangan televisi atau film secara lebih nyata. Dimensi yang disuguhkan membuat pemirsa seolah-olah berada pada saat yang sama dengan objek yang ditontonnya.
Dan ternyata teknologi 3D terinspirasi dari seekor binatang kecil yang bernama udang mantis. Udang mantis (Odontodactylus scyllarus) ternyata tidak cuma memiliki tampilan yang mengesankan, tapi juga dikaruniai kemampuan ‘menangkap’ cahaya yang terpolarisasi yang menjadi dasar pengembangan teknologi 3D. Jika manusia hanya dapat melihat dengan kombinasi 3 warna primer, mata udang mantis dapat membedakan dengan kombinasi 11-12 warna primer. Selain itu, udang mantis juga memiliki kemampuan melihat langsung warna cahaya berbeda-beda dari polarisasi cahaya.
Hal ini menginspirasi seorang Profesor Elektro-Optikal dari National Taipei University of Technology, Taipei bernama Jen Yi-jun untuk mengembangkan material baru dengan struktur mirip lensa mata udang mantis yang disebut waveplate. Menurut Jen, material tersebut bisa digunakan untuk mem-filter cahaya dengan spektrum yang lebih luas dari piranti optik pada DVD player yang ada saat ini. Dengan inovasi ini, penggemar film nantinya bisa menonton film 3D dengan kualitas lebih baik.Ke depan, teknologi ini juga bisa digunakan untuk mengembangkan kacamata 3D sehingga pengguna bisa mendapatkan pengalaman visual yang lebih baik.
Kecoa
Kaki Kecoa jadi inspirasi membuat robot yang bisa berlari dengan cepat. Para ilmuwan sangat kagum pada serangga yang satu ini. Mereka setuju bahwa kecoa memiliki kaki hasil evolusi yang unik. Enam kaki yang dimiliki kecoa membuat mereka dapat bergerak secara mengagumkan dan berlari cepat.
Inilah sebabnya mengapa para ilmuwan di Oregon State University (OSU) menggunakan kecoa sebagai sumber inspirasi bagi robot pertama di dunia yang bisa berlari cepat. Robot ini bahkan disebut-sebut dapat berlari dengan mudah melewati rintangan, sama seperti cara berlari kecoa.
llmuwan tak hanya ingin meniru kemampuan berlarinya saja, perilaku kecoa yang tanpa berpikir, namun dengan semangat berlari kian kemari pun menjadi inspirasi para ahli untuk menanamkan kemampuan yang sama pada robot mereka.
Penemuan terbaru menggarisbawahi bagaimana hewan menggunakan kaki untuk mengatur penyimpanan dan pengeluaran energi, dan mengapa hal ini begitu penting untuk stabilitas berlari. Kecoa tidak perlu berpikir saat mereka berlari, sebagai gantinya mereka lebih sering menggunakan tindakan otot yang tidak memerlukan kontrol reflek.
Kemampuan ini merupakan bagian yang tengah diupayakan para ilmuwan agar bisa ada pada sebuah robot. Dengan kemampuan ini, robot bisa bergerak lebih cepat tanpa mengeluarkan energi yang besar dan memperhitungkan kekuatan yang mereka butuhkan. Robot tersebut tidak akan memerlukan terlalu banyak kemampuan komputasi dan energi untuk bisa berlari.