Secara sederhana , overclock pada suatu perangkat keras bisa diartikan membuat perangkat keras itu bekerja lebih dari seharusnya. Devinisi umum dari overclock adalah tindakan yang tujuannya tak lain untuk menggenjot kecepatan kerja salah satu komponen atau seluruh sistem komputer di atas kecepatan kerja standar yang dipatok oleh pembuatnya. Keceptan standar komponen umumnya disebut “default” atau “stock”.Overclock bisa pula diartikan sebagai perubahan kecepatan clock menjadi kecepatan di atas stock.
Sebelum melakukan overclock, kita sebaiknya tahu maksud dan tujuan overclock. Kita juga perlu tahu perangkat yang bisa kita overclock.
Bisa tidaknya komputer di-overclock tergantung pada motherboard yang digunakan. Alasannya, di BIOS perangkat induk inilah segala pengaturan kinerja komponen-komponen yang terpasang diubah-ubah. Overclock memang dimungkinkan lewat peranti lunak yang jalan di Windows. Tapi, motherboard yang dipakai harus mendukung untuk itu. Khusus untuk overclock VGA, biasanya motherboard apapun tak jadi masalah.
Bila Anda baru akan membeli komponen yang mendukung oveclock, perhatikan teknologi atau chip yang ada dibalik komponen yang bersangkutan. Umumnya, dari seri chip atau chipset yang memperkuat komponen tersebut misalnya motherboard, memori, VGA atau prosesor, kita bisa mengetahui apakah komponen tersebut ditujukan bagi penikmat overclock atau pengguna biasa.
Komponen-komponen yang sering di overclock biasanya pada prosesor, memori, VGA, dan motherboard. Memang tidak semua komponen bisa ditingkatkan kecepatannya di atas standar.
Overclock pada prosesor dilakukan dengan cara menaikkan clock speed prosesor di atas kecepatan standar. Ada berbagai cara untuk membuat prosesor bekerja lebih giat. Cara yang umumnya dilakukan adalah dengan mengubah front side bus, mengubah frekuensi internal si prosesor, atau mengubah multiplier (faktor pengali untuk menentukan clock speed).
Multiplier prosesor umumnya tidak bisa dinaikkan, cuma segelintir prosesor yang bisa diubah-ubah multipliernya. Contohnya adalah prosesor seri Black Edition dari AMD dan seri Extreme dari Intel. Pada prosesor seperti itu, sudah tentu overclock dapat dilakukan dengan mudah.
Komponen lain yang sering di overclock adalah memori. Untuk menaikkan kecepatan memori, pengguna perlu mengubah frekuensi memori tersebut. Perubahan tersebut dilakukan di BIOS.
Ada motherboard yang mendukung overclock memori sehingga perubahan frekuensi kerja memori tidak mempengaruhi kerja komponen lain, malahan ada motherboard yang menyediakan fasilitas khusus untuk menaikkan frekuensi memori. Kerja memori bisa ditingkatkan sesuai dengan pilihan-pilihan frekuensi yang sudah ditentukan.Tapi, ada juga motherboard yang membebaskan pengguna mengubah frekuensi memori sesuka hatinya. Sebagian motherboard menggunakan opsi divider atau rasio prosesor memori.
VGA adalah perangkat yang sering pula di overclock. Kebanyakan, demi keperluan bermain game. Pada kartu VGA, overclock dilakukan dengan mengubah kecepatan chip inti (core clock) dari VGA tersebut. Overclock pada VGA bisa pula dilakukan dengan mengubah kecepatan frekuensi chip memori video (memori clock).
Kecepatan core dan memori clock dari VGA dilakukan lewat driver atau software pihak ketiga. Berbeda dengan overclock prosesor dan memori, overclock VGA bersifat independen. Artinya, pengguna bisa saja melakukan overclock terhadap memori intinya saja tampa memengaruhi clock VGA yang bersangkutan. Begitupun sebaliknya. Tentunya overclock terhadap kedua frekuensi sekaligus (chip inti dan memori) juga dimungkinkan.
Pada motherboard, overclock biasanya dilakukan terhadap kecepatan PCI, PCI Express, atau FSB. Tetapi overclock FSB pada motherboard juga dapat mengubah kecepatan prosesor dan memori.
Overclock sering dilakukan untuk mendapatkan perangkat berkecepatan tinggi dengan harga yang murah. Orang yang melakukan overclock sering membeli perangkat yang harganya murah, kemudian perangkat tersebut “digeber” sehingga memiliki kinerja sebagaimana perangkat mahal.
Contohnya begini; Sebuah prosesor Core 2 Duo E8400 berkecepatan 3 Ghz dengan harga kisaran US$160 di-overclock ke kecepatan 3,3 Ghz. Jika berhasil, maka pengguna itu sama saja seperti memiliki sebuah prosesor Core 2 Duo E8600 yang harganya di kisaran US$260.
Ada juga orang yang membeli komponen mahal berkinerja tertinggi untuk kemudian kinerjanya ditingkatkan sehingga mencapai level kinerja yang belum pernah ada sebelumnya. Tapi, disitulah seninya melakukan overclock. Untuk yang terakhir itu, overclock sudah menjadi hobi. Overclocking bukannya untuk menghemat, malah membutuhkan dana yang sangat besar yang kalau dikumpulkan dapat digunakan untuk membeli komponen komputer yang jauh lebih bertenaga.
Sebelum melakukan overclock, kita sebaiknya tahu maksud dan tujuan overclock. Kita juga perlu tahu perangkat yang bisa kita overclock.
Bisa tidaknya komputer di-overclock tergantung pada motherboard yang digunakan. Alasannya, di BIOS perangkat induk inilah segala pengaturan kinerja komponen-komponen yang terpasang diubah-ubah. Overclock memang dimungkinkan lewat peranti lunak yang jalan di Windows. Tapi, motherboard yang dipakai harus mendukung untuk itu. Khusus untuk overclock VGA, biasanya motherboard apapun tak jadi masalah.
Bila Anda baru akan membeli komponen yang mendukung oveclock, perhatikan teknologi atau chip yang ada dibalik komponen yang bersangkutan. Umumnya, dari seri chip atau chipset yang memperkuat komponen tersebut misalnya motherboard, memori, VGA atau prosesor, kita bisa mengetahui apakah komponen tersebut ditujukan bagi penikmat overclock atau pengguna biasa.
Komponen-komponen yang sering di overclock biasanya pada prosesor, memori, VGA, dan motherboard. Memang tidak semua komponen bisa ditingkatkan kecepatannya di atas standar.
Overclock pada prosesor dilakukan dengan cara menaikkan clock speed prosesor di atas kecepatan standar. Ada berbagai cara untuk membuat prosesor bekerja lebih giat. Cara yang umumnya dilakukan adalah dengan mengubah front side bus, mengubah frekuensi internal si prosesor, atau mengubah multiplier (faktor pengali untuk menentukan clock speed).
Multiplier prosesor umumnya tidak bisa dinaikkan, cuma segelintir prosesor yang bisa diubah-ubah multipliernya. Contohnya adalah prosesor seri Black Edition dari AMD dan seri Extreme dari Intel. Pada prosesor seperti itu, sudah tentu overclock dapat dilakukan dengan mudah.
Komponen lain yang sering di overclock adalah memori. Untuk menaikkan kecepatan memori, pengguna perlu mengubah frekuensi memori tersebut. Perubahan tersebut dilakukan di BIOS.
Ada motherboard yang mendukung overclock memori sehingga perubahan frekuensi kerja memori tidak mempengaruhi kerja komponen lain, malahan ada motherboard yang menyediakan fasilitas khusus untuk menaikkan frekuensi memori. Kerja memori bisa ditingkatkan sesuai dengan pilihan-pilihan frekuensi yang sudah ditentukan.Tapi, ada juga motherboard yang membebaskan pengguna mengubah frekuensi memori sesuka hatinya. Sebagian motherboard menggunakan opsi divider atau rasio prosesor memori.
VGA adalah perangkat yang sering pula di overclock. Kebanyakan, demi keperluan bermain game. Pada kartu VGA, overclock dilakukan dengan mengubah kecepatan chip inti (core clock) dari VGA tersebut. Overclock pada VGA bisa pula dilakukan dengan mengubah kecepatan frekuensi chip memori video (memori clock).
Kecepatan core dan memori clock dari VGA dilakukan lewat driver atau software pihak ketiga. Berbeda dengan overclock prosesor dan memori, overclock VGA bersifat independen. Artinya, pengguna bisa saja melakukan overclock terhadap memori intinya saja tampa memengaruhi clock VGA yang bersangkutan. Begitupun sebaliknya. Tentunya overclock terhadap kedua frekuensi sekaligus (chip inti dan memori) juga dimungkinkan.
Pada motherboard, overclock biasanya dilakukan terhadap kecepatan PCI, PCI Express, atau FSB. Tetapi overclock FSB pada motherboard juga dapat mengubah kecepatan prosesor dan memori.
Overclock sering dilakukan untuk mendapatkan perangkat berkecepatan tinggi dengan harga yang murah. Orang yang melakukan overclock sering membeli perangkat yang harganya murah, kemudian perangkat tersebut “digeber” sehingga memiliki kinerja sebagaimana perangkat mahal.
Contohnya begini; Sebuah prosesor Core 2 Duo E8400 berkecepatan 3 Ghz dengan harga kisaran US$160 di-overclock ke kecepatan 3,3 Ghz. Jika berhasil, maka pengguna itu sama saja seperti memiliki sebuah prosesor Core 2 Duo E8600 yang harganya di kisaran US$260.
Ada juga orang yang membeli komponen mahal berkinerja tertinggi untuk kemudian kinerjanya ditingkatkan sehingga mencapai level kinerja yang belum pernah ada sebelumnya. Tapi, disitulah seninya melakukan overclock. Untuk yang terakhir itu, overclock sudah menjadi hobi. Overclocking bukannya untuk menghemat, malah membutuhkan dana yang sangat besar yang kalau dikumpulkan dapat digunakan untuk membeli komponen komputer yang jauh lebih bertenaga.